- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan terjadinya cuaca ekstrem jelang akhir tahun.
- Wilayah Selatan Jawa Timur memiliki kontur pegunungan dan hutan perlu diwaspadai.
- BPBD Jatim diminta memperluas sosialisasi kebencanaan secara masif.
SuaraJatim.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan terjadinya cuaca ekstrem jelang akhir tahun.
Sejumlah daerah di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur berpotensi terjadi hujan dengan intensitas tinggi yang disertai angin kencang.
Anggota DPRD Jatim Wara Sundari Renny Pramana, mengingatkan BPBD Jawa Timur untuk meningkatkan kewaspadaan. Mengingat sebentar lagi libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026.
"Saya minta meminta BPBD memperluas sosialisasi kebencanaan secara masif agar masyarakat benar-benar memahami langkah darurat ketika terjadi bencana," ujarnya, Rabu (3/11/2025).
Baca Juga:BRI Peduli Dukung Evakuasi dan Salurkan Bantuan untuk Warga Terdampak Banjir Sumatra
Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jatim itu menyampaikan, kesiapsiagaan terhadap bencana ini penting diberikan. Masyarakat membutuhkan pengetahun mitigasi secara menyeluruh. Tidak boleh hanya bersifat seremonial.
BPBD Jatim harus bergerak cepat memperkuat sistem peringatan dini, memastikan kesiapan peralatan, memperbarui pemetaan titik rawan, serta memaksimalkan koordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota.
Kesiapsiagaan harus dilakukan secara menyeluruh, terutama di kawasan rawan bencana. Salah satunya wilayah Selatan Jawa Timur yang memiliki kontur pegunungan dan hutan lebat.
Wara meminta BPBD untuk mewaspadai longsor, banjir bandang, dan cuaca ekstrem di Pacitan, Trenggalek, Blitar, Lumajang, Malang Selatan, dan Banyuwangi.
Anggota Komisi E DPRD Jatim itu lantas menyoroti mengenai tegakan hutan sebagai penahan air. Pihaknya menekankan perlunya pemerintah provinsi meningkatkan pengawasan agar fungsinya menahan dari bencana tetap terjaga.
Baca Juga:Peduli Bencana Sumbar, Pemprov Jatim Kirim Bantuan Senilai Rp 2,5 Miliar
"Saya juga minta agar patroli hutan ditingkatkan dan penegakan hukum berjalan tegas terhadap pelaku perusakan lingkungan," tegasnya.
Sebelumnya, Kepala BMKG, Teuku Faisal Fathani dalam siaran persnya mengatakan, adanya beberapa fenomena atmosfer yang memperkuat potensi cuaca ekstrem, antara lain aktifnya Monsoon Asia, anomali Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin, gelombang Rossby Equator, hingga seruak dingin Siberia.
Selain itu, yang juga perlu diwaspadai adanya bibit siklon tropis di selatan Indonesia.
Anomali cuaca ini dapat mengubah pola pembentukan siklon seperti kasus Siklon Senyar.