Banjir Lahar Semeru Terjang Pemukiman Warga Lumajang, Ratusan KK Mengungsi ke Perbukitan

Banjir lahar Gunung Semeru menerjang pemukiman warga Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (6/12/2025).

Riki Chandra
Sabtu, 06 Desember 2025 | 19:26 WIB
Banjir Lahar Semeru Terjang Pemukiman Warga Lumajang, Ratusan KK Mengungsi ke Perbukitan
Petugas TRC BPBD Lumajang di lokasi banjir lahar Gunung Semeru. [Dok. Beritajatim.com]
Baca 10 detik
  • Banjir lahar Semeru paksa 137 keluarga mengungsi ke bukit.

  • Material panas rendam rumah dan fasilitas umum di Lumajang.

  • BPBD Lumajang hanya memantau karena akses terhambat kepulan asap.

SuaraJatim.id - Banjir lahar Gunung Semeru menerjang pemukiman warga Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (6/12/2025).

Kejadian yang dipicu aktivitas vulkanik dan kondisi cuaca ini membuat 137 kepala keluarga (KK) harus mengungsi dan menyelamatkan diri ke kawasan perbukitan. Ancaman banjir lahar Semeru ini menjadi perhatian serius lantaran material panasnya semakin mendekati rumah warga.

Dalam laporan resmi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Gunung Semeru meluncurkan banjir lahar dengan amplitudo 40 milimeter ke arah tenggara Besuk Kobokan pada Sabtu (6/12/2025) sore.

Arus deras membawa material pasir, batu, serta sisa-sisa erupsi yang kemudian merendam rumah, fasilitas umum, hingga fasilitas sosial. Dampak banjir lahar Semeru ini diperburuk dengan jarak pemukiman Sumberlangsep yang berada tepat di seberang aliran Sungai Regoyo.

Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Lumajang, Danial, menyampaikan bahwa pihaknya hanya bisa melakukan pemantauan dari area yang lebih aman. Material panas masih mengepul dari letusan sekunder yang muncul di aliran Sungai Regoyo. Kondisi ini membuat jembatan gantung yang menjadi satu-satunya akses warga, belum bisa dilalui.

“Untuk sementara bersama tim, hanya bisa memantau, masih banyak kepulan asap letusan sekunder dampak dari amak 40 ini,” ujar Danial, dikutip dari BeritaJatim.com.

Peningkatan debit banjir lahar Semeru juga menjadi hambatan lain. Petugas belum dapat melakukan asesmen langsung di lokasi, sehingga komunikasi dengan warga hanya dilakukan melalui sambungan WhatsApp. Situasi darurat ini menuntut proses evakuasi cepat guna meminimalkan potensi risiko tambahan.

“Akses kita untuk menuju lokasi juga masih belum bisa karena adanya peningkatan debit. Kondisi di Dusun Sumberlangsep saat ini hanya bisa kita memantau via whatsapp,” katanya.

Warga Sumberlangsep kini bertahan di kawasan bukit yang lebih tinggi sambil menunggu kondisi membaik. Mereka memilih lokasi tersebut sebagai titik aman sementara mengingat material vulkanik sudah memasuki permukiman.

“Informasi warga di sana mengungsi ke daerah perbukitan mencari tempat aman di tempat evakuasi sementara karena wilayah di Sumberlangsep material vulkanik sudah masuk ke pemukiman,” jelas Danial.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini