SuaraJatim.id - Tak kuat melihat realita kehidupan yang didera salah satu warganya, Kepala Desa dan Sekretaris Desa Ngrejo, Kecamatan Tanggunggunung, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, mendatangi aparat kepolisian setempat.
Mereka ke Unit Pelayanan Perempuan dan Anak Satreskrim Polres Tulungagung, Jumat (5/4/2019), mengadukan nasib Prihatin yang menjadi korban pemerkosaan tetangga.
Perempuan berusia 28 tahun itu adalah tuna grahita alias penyandang retardasi mental. Ironis, ia diperkosa tetangga hingga melahirkan bayi perempuan. Ia dan sang bayi kekinian masih dirawat di RSUD dr Iskak.
Sekdes Desa Ngrejo Wiwik Agung Suryanto mengatakan, ia dan Kades Sujawo melaporkan kasus itu ke polisi karena korban sendiri tak dimungkinkan membuat laporan.
“Kami membawa bukti seperti rekaman pengakuan korban terkait siapa yang memerkosanya sampai hamil. Meski korban tuna grahita, tapi secara fisik dan psikologis sehat seperti umumnya,” kata Wiwik seperti diberitakan Suarajatimpost.com—jaringan Suara.com.
Dengan adanya bukti tersebut, Wiwik berharap polisi bisa membantu untuk mengungkap siapa orang yang telah menghamili korban.
“Kami ingin menolong korban, agar tak ada fitnah atau isu-isu negatif. Kasihan korban, dia dari keluarga yang tidak mampu,” tuturnya.
Wiwik menceritakan, korban mengakui sangat mengingat peristiwa pemerkosaan tersebut. Pengakuannya, saat korban sedang mencari rumput untuk kambingnya di ladang, tiba-tiba ia dikejar oleh pelaku.
Saat tertangkap, korban dipaksa melayani nafsu bejatnya hingga dua kali. “Korban tidak bisa mengelak lantaran diancam akan disembelih,” katanya.
Baca Juga: Kocak, Ini Panggilan Raditya Dika untuk Calon Anaknya
Disinggung apakah sudah ada orang yang diduga sebagai pelaku, Wiwik mengatakan ada. Menurutnya, dari pengakuan korban, pelaku berinisial “S” adalah orang yang sama dengan orang yang pernah menghamilinya sebelumnya.
“Jadi, pada tahun 2018 yang lalu korban pernah diperkosa oleh “S” hingga melahirkan bayi laki-laki. Sayang, saat itu bayi laki-laki meninggal sehari setelah dilahirkan,” jelasnya.
Masih menurut Wiwik, pada perkaraka pertama, “S” mengakui perbuatannya. Bahkan, saat korban hamil, “S” juga siap bertanggungjawab dengan membiayainya hingga sekolah, meski bayi laki-laki tersebut akhirnya meninggal.
“Nah, pada kehamilan kedua ini, “S” tidak mengakuinya. Agar tidak terjadi fitnah, akhirnya kami sepakat menunggu kelahiran bayi untuk di tes DNA,” imbuhnya.
Karena korban tergolong keluarga yang miskin dan hanya tinggal dengan neneknya yang sudah berusia 85 tahun, selama kehamilan mulai mencukupi nutrisi hingga periksa biayanya dari hasil swadaya masyarakat.
Wiwik menambahkan, pihaknya berharap setelah adanya laporan ini, pelaku pemerkosaan yang sebenarnya segera terungkap.
Berita Terkait
-
Boleh Nyoblos Pilpres, Pasien Rumah Sakit Jiwa: Luber Mas No Comment
-
Jasad Penari dalam Koper, Kepala Budi Masih Belum Ditemukan
-
Jaksa akan Sajikan Pakaian Dalam Vanessa Angel dalam Persidangan
-
Miris, Tiga Pria Ini Pakai Sabu di Musala
-
Dari Raja Dangdut Sampai Al Ghazali Kampanyekan Prabowo - Sandi di Sidoarjo
Terpopuler
- Pendidikan Gustika Hatta, Pantas Berani Sebut Indonesia Dipimpin Penculik dan Anak Haram Konstitusi
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
Pilihan
-
Heboh Warga Solo Dituduh Buron 14 Tahun, Kuasa Hukum Tak Habis Pikir: Padahal di Penjara
-
7 Rekomendasi HP Gaming Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Agustus 2025, Murah Performa Lancar
-
Neraca Pembayaran RI Minus Rp109 Triliun, Biang Keroknya Defisit Transaksi Berjalan
-
Kak Ros dan Realita Pahit Generasi Sandwich
-
Immanuel Ebenezer: Saya Lebih Baik Kehilangan Jabatan
Terkini
-
Bella Anjani Mahasiswi IKADO Surabaya Dorong Generasi Z LAWAN 'Narsisme' dengan Buku Ilustrasi
-
Niat Sholat Rebo Wekasan di Bulan Safar, Amalan Tolak Bala Beserta Pandangan Ulama
-
Festival Mangrove, Gubernur Khofifah Ajak Warga Jaga Ekosistem dan Bangun Ekonomi Berkelanjutan
-
DPRD Jatim Kritik Anggaran untuk Isu Perempuan dan Anak di Rancangan P-APBD 2025
-
DPRD Jatim Soroti Defisit dan Ketergantungan SiLPA di P-APBD 2025 yang Membengkak