SuaraJatim.id - Para mahasiswa dari berbagai elemen BEM di Surabaya yang hadir di Gedung Negara Grahadi merasa kecewa lantaran rencana pertemuan mereka untuk silaturahmi dan berdialog dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa gagal terlaksana pada Selasa (8/10/2019) malam.
Mahasiswa yang hadir di Gedung Negara Grahadi awalnya menolak jamuan yang disediakan oleh Pemprov Jatim. Hingga kemudian terjadi perdebatan antara mahasiswa dengan perwakilan Pemprov Jatim.
"Bu Khofifah tidak menemui kita, jadi masalah makan atau tidak makan itu hak kami. Tapi masalah dialog itu kita menyepakati soal dialog," ujar salah satu perwakilan mahasiswa Zamzam.
Penolakan yang dilakukan oleh para mahasiswa ini karena ingin berdialog dengan Gubernur Jatim untuk menyampaikan aspirasi mereka. Namun oleh pihak Pemprov Jatim bahwa pertemuan tersebut hanya silaturahmi.
Baca Juga: Mahasiswa Tunggu Khofifah, Dosen Unair Kecewa Jamuan di Grahadi Ditolak
"Tidak, ini bukan seperti itu. Ini bukan soal menghambat, ini kita justru ingin menyampaikan soal tuntutan. Jadi kalau ini bahasanya untuk menghambat justru ini untuk melegitimasi kembali kalau misalnya memang ada lagi," ujar Zamzam.
"Kalau kita misalnya ditolak oleh DPRD dan oleh Grahadi maka legitimasi kita untuk melakukan aksi kembali itu justru lebih kuat," imbuhnya.
Disinggung soal aksi lanjutan mahasiwa yang akan dilaksanakan kembali pada Kamis (10/10/2019), Zamzam yang merupakan koordinator aksi #SurabayaMenggugat mengaku akan mengkonsolidasikan hal tersebut.
"Kita akan konsolidasi kan kembali. Ini perwakilan seluruh aliansi sipil yang kemarin aksi tanggal 26 dan tuntutannya masih belum diterima itu kita akan perjuangan," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Kesbangpol Jatim Jonathan Judianto mengatakan, jika acara silaturrahmi ini terpaksa ditunda. Pihaknya akan menjadwalkan ulang pertemuan kembali.
Baca Juga: DPRD Jember Ditertawakan Mahasiswa karena Tidak Punya Situs Resmi
"Kita kan sejak awal undangannya silaturahmi, ditunda lah ya kalau misalnya ingin mengajukan audiensi ya audiensi. Tapi untuk acara hari ini ditunda karena memang sudah malam dan sudah jam 9. Saya kira ditunda saja," kata Jonathan.
Dilansir Beritajatim.com, awalnya tersebar undangan kepada media, berbunyi “Kepada rekan2 jurnalis pada jam 19.00 Selasa 8 Oktober 2019 di Grahadi akan diadakan audiensi antara Gubernur Jawa Timur dan perwakilan mahasiswa se-Jatim”.
Undangan dikirimkan oleh Airlangga Pribadi. Airlangga adalah Dosen FISIP Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Airlangga juga merupakan salah seorang kepercayaan gubernur. Puluhan media televisi, cetak dan online pun hadir untuk meliput acara tersebut.
Sedangkan, jadwal teragenda Gubernur Jatim pada pukul 19.00 malam adalah Silaturahmi Gubernur dengan perwakilan BEM se-Jatim. Jamuan makan malam pun disiapkan pemprov.
Namun dari pengamatan di lokasi, yang hadir bukanlah BEM PTN maupun PTS di Jatim. Melainkan, mereka mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Kekuatan Sipil dan melakukan aksi ‘Surabaya Menggugat’ di depan DPRD Jatim pada 26 September 2019 dengan tuntutan penolakan UU KPK dan Revisi UU KUHP.
“Saya meminta maaf kepada rekan-rekan (mahasiswa) semuanya, karena kita tidak makan, kita tidak minum. Banyak kawan-kawan di luar sana, yang masih berjuang dan menderita. Saya ingin kita satu hari bersama mereka. Hidup mahasiswa! Hidup rakyat Indonesia!” kata Koorlap Aksi Aliansi Kekuatan Sipil, Zamzam Syahara.
Dalam acara itu, tampak dihadiri Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI R Wisnoe Prasetja Boedi, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Sandi Nugroho, Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono dan sejumlah kepala OPD di lingkungan Pemprov Jatim.
Zamzam Syahara melarang mahasiswa untuk makan dan minum jamuan yang diberikan. Mereka mengibarkan spanduk berwarna hitam dengan tulisan ‘Kita KPK’.
Kepala Bakesbangpol Jatim, Jonathan Judianto meminta mahasiswa untuk tidak menyampaikan tuntutan saat bertemu dengan Gubernur Khofifah Indar Parawansa. Alasannya, undangan tersebut untuk silaturahmi saja.
“Di surat ini kan tertulis silaturahmi. Kalau mau audiensi, nanti akan dijadwalkan ulang,” kata Jonathan.
Dosen Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Airlangga Pribadi mengaku sebagai pihak yang menjembatani mahasiswa dan Gubernur Jatim Khofifah. Airlangga mengaku kecewa atas tuntutan mahasiswa tersebut.
Kontributor : Arry Saputra
Berita Terkait
-
Seru! Emil Dardak Ngobrol Bareng Suara.com, Bahas Pilkada hingga Program Unggulan
-
Elektabilitas Unggul Jauh dari Pesaingnya, Pengamat Ingatkan Ini untuk Pasangan Khofifah-Emil
-
Elektabilitas Khofifah-Emil Dardak Sulit Dikejar di Pilkada Jatim, Angka Aman Tapi Tetap Harus Diwaspadai
-
3 Srikandi Bersaing di Pilkada Jatim 2024: Siapa Bakal Jadi Pemenang?
-
'Fufufafa' Menggema di Pilkada Jatim, Reaksi Khofifah Disorot: Kayak Malu
Terpopuler
- Pernampakan Mobil Mewah Milik Ahmad Luthfi yang Dikendarai Vanessa Nabila, Pajaknya Tak Dibayar?
- Jabatan Prestisius Rolly Ade Charles, Diduga Ikut Ivan Sugianto Paksa Anak SMA Menggonggong
- Pengalaman Mengejutkan Suporter Jepang Awayday ke SUGBK: Indonesia Negara yang...
- Ditemui Ahmad Sahroni, Begini Penampakan Lesu Ivan Sugianto di Polrestabes Surabaya
- Pesan Terakhir Nurina Mulkiwati Istri Ahmad Luthfi, Kini Suami Diisukan Punya Simpanan Selebgram
Pilihan
-
Garda Prabowo Dukung Andi Harun di Samarinda, Pilih Isran Noor di Pilgub Kaltim, Bukan Rudy Mas'ud
-
AMAN Kaltim: Copot Kapolres Paser, Tuntaskan Kasus Penyerangan di Muara Kate
-
Tragedi di Paser, BEM KM Unmul Tuntut Keadilan dan Perlindungan untuk Masyarakat Adat
-
Ini Alasan Pemerintahan Prabowo Belum Gaspol Bangun Infrastruktur
-
Miris! Ribuan Anggota TNI-Polri Terseret Judi Online, Sinyal Pembenahan?
Terkini
-
Cerita Kronologi Carok Sampang, Korban Saksi Salah Satu Paslon di Pilkada
-
Ngeri! Detik-detik Carok di Sampang Viral di Media Sosial, Polisi Turun Tangan
-
Survei Pilbup Kediri 2024: Petahana Jauh Tinggalkan Penantang
-
Pembunuhan Wanita di Ngaglik Surabaya, Korban Alami Luka di Kepala
-
Risma Ungkap Fakta Banyak Warga Dolly yang Tak Lanjut Sekolah