Scroll untuk membaca artikel
Agung Sandy Lesmana
Selasa, 04 Februari 2020 | 23:45 WIB
Buku-buku pelajaran yang rusak di Pasraman Purwa Dharma 6, Kabupaten Banyuwangi. [Istimewa]

Pihaknya sepakat bersama pemerintah desa dan segenap tokoh agama untuk menyelesaikan persoalan pencoretan itu dengan cara kekeluargaan. Apalagi, selama ini Pasraman diterima dengan baik oleh masyarakat sekitar, tanpa adanya penolakan.

"Karena kami sudah sepakat bersama tokoh umat Hindu di Pura Dharma Marga, di Pasraman Purwa Dharma 6 ini, sepakat secara kekeluargaan saja kami selesaikan," kata Gatot.

Pengamanan akan dipeketat

Pasraman Purwa Dharma 6 akan meningkatkan pengamanan pasca dugaan masuknya orang yang tak dikenal. Upaya itu dilakukan dengan memasang teralis besi di beberapa jendela, dan penambahan kamera pengawasa (CCTV) bila dimungkinkan.

Baca Juga: Jaksa Agung: RUU KPK Sesuai Kebutuhan Manusia, Beda dengan Kitab Suci

Kepala Pasraman Gatot Witoyo mengatakan diduga orang yang tidak dikenal masuk ke Pasraman melalui jendela belakang hingga sosoknya tak tertangkap kamera pengawas. Dengan pemasangan teralis besi dan penambahan CCTV, diharapkan Pasraman lebih aman dari aksi jahil orang tak dikenal tersebut.

"Nanti kita beri keamanan supaya tidak lagi terulang dengan cara memasang teralis di beberapa jendela dan akan kita tambah CCTV kalau ada uangnya," kata Gatot saat dihubungi.

Mengenai penyelesaian masalah dugaan aksi vandalisme pencoretan meja dan papan tulis di pusat pembelajaran pengetahuan Agama Hindu itu akan dibahas secara kekeluargaan. Juga untuk perusakan sekitar 20 buku tulis media pembelajaran keagamaan. Lantaran selama ini tidak pernah ada penolakan masyarakat sekitar atas kegiatan pendidikan keagamaan yang dilaksanakan Pasraman.

Dia juga merevisi pernyataannya yang sebelumnya mengatakan orang yang tak dikenal diduga merusak 5 kitab suci Agama Hindu. Kini dia menjelaskan kitab suci rusak karena penggunaan oleh anak-anak yang tidak baik hingga sering terjatuh hingga lembar-lembarnya terlepas. Namun pencoretan meja dan papan tulis, serta perusakan buku tulis dengan cutter oleh orang tak dikenal, betul-betul terjadi. Diduga pelaku memahami kondisi Pasraman karena memilih jalur belakang, sehingga lolos dari pantauan kamera CCTV.

"Saya sebagai Kepala Pasraman klarifikasi beritanya untuk pengrusakan kitab sucinya itu tidak ada, itu hanya mencoret-coret meja. Dan sebagian buku ada yang dicutter, digunting pakai cutter, buku tulis," paparnya.

Baca Juga: NU Hapus Kata Kafir, Fahri: Kafir Istilah Kitab Suci, Gak Bisa Diamandemen

Sebelumnya diberitakan, Pasraman Purwa Dharma 6 diduga dimasuki orang yang tak dikenal yang melakukan aksi vandalisme mencoret meja dan papan tulis, serta merusak sejumlah buku tulis media belajar pengetahuan Agama Hindu.

Load More