SuaraJatim.id - Pelaku kasus fetish kain jarik, telah ditetapkan sebagai tersangka. Ia melakukan perilaku menyimpang dan mengancam korbannya untuk menuruti kemauan hasrat seksual dengan cara melihat orang dibungkus kain jarik.
Namun dalam penerapan pidana, tersangka bernama Gilang Aprilian Nugraha (22), tak dijerat pasal mengenai pelecehan seksual. ia justru dikenakan pasal mengenai undang-undang ITE.
Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Jhonny Eddizon Isir mengatakan bahwa Gilang dijerat Pasal UU ITE lantaran tindakan tersangka yang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan, mentransmisikan informasi elektronik.
"Kenapa tak masuk ke pasal pelecehan seksual, karena unsur-unsur pidananya untuk mengarah ke sana belum terpenuhi. Jadi Pasal yang disangkakan adalah UU ITE," ungkap Isir saat konferensi pers di Mapolrestabes Surabaya, Sabtu (8/8/2020).
Isir menuturkan bahwa Gilang melakukannya menggunakan ancaman kekerasan atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi. Dalam hal ini pelaku melakukannya untuk memenuhi keinginan terhadap hasrat seksualnya.
"Jadi dia mengancam agar korban mau menuruti keinginannya (melihat orang dibungkus dengan kain jarik). Kalau tidak dituruti ia mengancam akan berbuat menyakiti dirinya atau bunuh diri," ujarnya.
Gilang pun ditangkap di rumah saudaranya di Jalan Cilik Riwut, Kelurahan Selat Dalam, Kecamatan Selat, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah berdasarkan Laporan Polisi Model A dengan nomor LP/A/08/VII/Res.1.24/2020/Jatim Restabes Surabaya.
Pasal yang disangkakan untuk Gilang berupa Pasal 27 ayat (4) Jo pasal 45 ayat (4) dan atau pasal 29 Jo pasal 45B UU No. 19 Tahun 2016 tentang ITE dan atau pasal 335 KUHP.
Baca Juga: Gilang Predator Seks Fetish Kain Jarik Ditangkap, Didampingi Pengacara
"Dalam waktu 6 hari, jajaran Satreskrim Polrestabes Surabaya berhasil menangkap GAN pada 6 Agustus kemarin. Ini merupakan upaya penyelidikan yang intensif sejak diperoleh informasi terkait kasus dugaan fetish kain jarik," jelas Isir.
Ia terancam hukuman pidana selama 6 tahun penjara. Kini polisi tengah melengkapi berkas perkara agar segera dilimpahkan ke kejaksaan.
"Kami juga bekerja sama dengan crisis help and counseling center Unair untuk minta keterangan korban karena korban perlu kita lindungi dan penyelesaian penjelasan dan mengirimkan berkas perkara ke penuntut umum," pungkasnya.
Kontributor : Arry Saputra
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Hebat, Danantara dan BRI Gerakkan Ratusan Relawan serta Salurkan Puluhan Ribu Paket
-
Polres Pasuruan Tutup 3 Perlintasan Kereta Api Jelang Nataru, Akses Mobil Dibatasi!
-
Gubernur Khofifah Resmikan OPOP Training Center ITS Surabaya, Dongkrak Produk Pesantren Jatim
-
Dalih Belajar Agama Terbongkar, WNA Amerika Dideportasi dari Tulungagung
-
Kasus Polisi Bunuh Mahasiswi UMM Diduga Motif Harta, Keluarga Bantah Korban Hamil!