Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Selasa, 29 September 2020 | 08:00 WIB
Salah Pai alias Faiz (Kanan) saat melayani pembeli, pemain Futsal asal Belanda yang bermain di Klub BTS Surabaya (Foto: Arry Saputra)

"Di sana ya ada turis dari Jepang yang bisa bahasa Inggris. Kan endak segan-segan tanya. Tetap bayar saya, enggak gratis, biarpun itu teh botol, bir Coca-cola, atau Fanta," ujarnya.

"Mereka enggak mau tetap saya paksa. Kalau saya nanti endak mau bayar gitu ngentengin. Dalam arti kata kalau lupa bisa tanya lagi. Saya endak mau, jadi otak saya harus saya cambuk, jangan ngentengin sesuatu," katanya.

Jadi Translator Sampai Tukang Bubur di Surabaya

Setelah merantau dari Bali dua dasawarsa, bapak tiga anak ini memutuskan pulang ke Surabaya. Di ibu kota Jawa Timur ini kemampuan Faiz tidak sia sia.

Baca Juga: Detik-detik Polisi Bubarkan Pidato Gatot Nurmantyo di Acara KAMI

Sebagai kota jasa terbesar kedua di Indonesia, kemampuan bahasa asing jelas penting. Buktinya Ia langsung mendapat tawaran kerja jadi translator klub futsal Bintang Timur Surabaya. Namun pekerjaan itu tidak lama, hanya setahun saja.

Berikutnya kerja serabutan, pernah jadi sopir panggilan dan guide turis asing di Surabaya. Ada kalanya pria paruh baya ini juga jualan buah-buahan. Terakhir jualan bubur kacang hijau sampai sekarang.

Menurut dia, translator tak bisa jadi kerjaan utama. Alasannya bukanlah jenis pekerjaan jangka panjang. Karena itu bila ia mendapatkan tawaran pekerjaan serupa belum tentu akan diterima. Faiz kini lebih enjoy dagang bubur kacang hijau.

Namun di era pandemi Covid-19 ini, jualan bubur juga terkena imbasnya. Bahkan ia mengakui sempat mau bangkrut karena pembeli sepi. Tapi berkat video viral-nya berbahasa Jepang, lapak jualanya kembali ramai.

Sebelum videonya viral, dengan modal dagangan Rp100 ribu, Faiz biasanya membawa pulang keuntungan Rp 35 sampai 60 ribu. Itu kadang jualan sampai malam. Setelah viral pendapatannya lebih dari itu.

Baca Juga: Sebelum Dibubarkan, Acara KAMI dan Gatot Nurmantyo Berpindah-Pindah

"Alhamdulillah, (kalau bubur) banyak sisanya saya kasih ke orang-orang. Saya tidak mau menjual barang yang udah nginep. Karena rasanya lain. Jangan sampai menipu costumer," ujarnya.

Load More