SuaraJatim.id - Ratusan massa aksi mengecam pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron memadati Jalan Mawar Nomor 4 Tegalsari tempat Konjen Prancis di Surabaya, Senin (2/11/2020)
Mereka yang tergabung dalam kelompok Front Pembela Islam (FPI), Radio Dakwah Islam, Jamaah Ansharu Syariah, Muhammadiyah, P-411, dan Hidayatullah ini membentangkan berbagai macam poster hingga berbagai bendera tauhid serta merah putih.
Pantauan di lokasi, beberapa diantaranya membawa poster bergambar presiden Macron dengan wajah dicoret berisi tulisan 'Macron Presiden Prancis Penghina Nabi'.
Selanjutnya ada poster ajakan mengenai boikot produk Prancis dengan sebutan teroris yang bertuliskan 'Boikot Produk Teroris Rasis Prancis'
Selain itu, para massa aksi juga menginjak-injak foto wajah Macron dan juga menginjak bendera Prancis.
Saat massa menggelar bendera Prancis di atas jalan aspal ada Mobil Rantis dari aparat kepolisian yang hendak melintas. Massa pun beteriak meminta kendaraan tersebut melanjutkan perjalanan dan menginjak bendera itu.
"Ayo maju saja terus maju, ini negara (Prancis) gak beragama. Presiden Jokowi sudah mengecam," teriak salah satu massa aksi sambil menunjuk-nunjuk benderanya.
Kendaraan tersebut sempat berhenti sesaat hingga akhirnya memilih untuk mundur dan memberhentikan teriakan massa. Namun, massa aksi malah menggelar bendera Prancis ebanyak dua buah dan menginjak-nginjaknya sembari mengucap takbir.
"Takbir, Allahuakbar," teriak massa aksi sembari menginjak-injak bendera Prancis.
Baca Juga: Video Kepontren Ponpes Sidogiri Mulai Membuang Susu SGM Produk Prancis
Sementara itu, Koordinator Aksi Devi Kurniawan, mengatakan setidaknya ada tujuh poin pernyataan sikap dan tuntutan kepada pemerintah Prancis. Pertama, yakni memboikot seluruh produk yang berasal dari Prancis.
"Kedua, mendukung sikap Pemerintah RI dan Presiden Joko Widodo yang memberikan teguran dan peringatan kepada Macron agar menarik tindakan atau ucapan yang menghina Rasulullah," kata Devim
Ketiga, mendesak Pemerintah Indonesia untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Prancis. Dengan menarik Kedutaan Besar RI di sana sementara waktu.
"Empat mendesak mahkamah Uni Eropa untuk memberikan peringatan dan sanksi tegas kepada Presiden Prancis," katanya.
Lima, mendukung sikap negara yang tergabung dalam Organisasi Konperensi Islam (OKI) yang telah memberikan peringatan dan seruan memboikot semua produk berasal dari Prancis.
"Enam, menuntut dengan cara bijak dan beradab. Dan tujuh, mengimbau kepada seluruh pihak, agar kejadian penghinaan terhadap Rasulullah tak terulang kembali," ujarnya.
Kontributor : Arry Saputra
Tag
Berita Terkait
-
Video Kepontren Ponpes Sidogiri Mulai Membuang Susu SGM Produk Prancis
-
Dewi Tanjung PDIP: Zulkarnaen, Maaher, PA 212, FPI, Hanya Gede Bicara..!
-
Dewi Tanjung soal Demo FPI Cs: Kadrun Cuma Ngomong, Nyali Enggak Ada
-
Tantang FPI Cs Perang ke Prancis, Dewi Tanjung PDIP Siap Ongkosi, Tapi..
-
Aksi Bela Nabi di Malang, Kecam Presiden Prancis Dengan Nyemil 'Macaroni'
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgup Jakarta?
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
-
iPhone di Tangan, Cicilan di Pundak: Kenapa Gen Z Rela Ngutang Demi Gaya?
-
Purbaya Effect, Saham Bank RI Pestapora Hari Ini
Terkini
-
UMKM Mojokerto Produksi Sepatu Olahraga Berkualitas, Ditawari Gubernur Khofifah Ikut Misi Dagang
-
Bersinergi dengan Imigrasi & Pemasyarakatan, BRI Kuatkan SDM Warga Binaan Nusakambangan
-
Malut United Ingin Rebut Tiga Poin di Kediri
-
Blitar Jadi Sasaran? Modus Galang Donasi Ilegal WNA Pakistan Terulang Lagi, Berujung Deportasi
-
Gubernur Khofifah Dikunjungi 14 Dubes RI: Perkuat Diplomasi Ekonomi, Program Gerbang Baru Nusantara