Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Selasa, 10 November 2020 | 10:39 WIB
Sejumlah anak muda yang tergabung dalam Komunitas Wong Suroboyo (Foto: Arry Saputra)

SuaraJatim.id - Belasan pemuda di Surabaya peringati Hari Pahlawan 10 November dengan menggelar aksi di depan Rumah Radio Bung Tomo yang berada di Jalan Mawar Surabaya menjelang pergantian hari.

Mereka yang tergabung dalam Komunitas Wong Surboyo menggelar aksi dengan menyalakan lilin secara bersamaan. Lilin-lilin itu sebagai tanda keprihatinan pada generasi milenial atas nasib Radio Bung Tomo.

"Di belakang kita ini bangunan cagar budaya, rumah Radio Bung Tomo. Kalau tidak ada ini pasti tidak ada kemerdekaan di Surabaya. Tapi sekarang nasibnya hancur,” kata salah satu pemuda peserta aksi saat berorasi.

Saat orasi, mereka menyinggung Calon Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi. Nama Eri disebut-sebut menjadi dalang atau penyebab dirubuhkannya bangunan lantaran saat itu ia menjabat sebagai Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Pemkot Surabaya.

Baca Juga: Mesin 8 Parpol Pendukung Machfud-Mujiaman Belum Optimal Keroyok PDIP

“Rumah di belakang ini merupakan tempat yang paling bersejarah di Surabaya. Tempat seperti ini wajib dilindungi oleh pemerintah. Namun nyatanya saat 2016 bangunan rumah ini diratakan dan kita tahu Dinas Cipta Karya Tata Ruang Pemkot Surabaya saat itu dikepalai Pak Eri Cahyadi," ucapnya.

Ia pun mempertanyakan kelayakan Eri sebagai calon wali kota. "Apakah layak calon wali kota seperti ini maju dalam pemilihan Wali Kota Surabaya? Biar masyarakat yang menilai,” katanya.

Usai menyampaikan orasi, komunitas ini berbaris membentuk huruf U melakukan doa bersama. Aksi pun ditutup dengan menyanyikan lagu nasional Indonesia Raya.

Koordinator Wong Suroboyo, Unang Setia, menjelaskan selain untuk memperingati Hari Pahlawan, aksi ini juga sebagai bentuk kritik terhadap pemerintah. Menurutnya, meski saat ini Rumah Radio Bung Tomo telah dibangun dengan bangunan baru, namun bangunan baru tersebut sudah tidak lagi memiliki nilai sejarah.

“Bangunan baru sudah tidak ada lagi nilai sejarahnya, itu yang kita kritik. Apalagi orang yang merobohkan bangunan bersejarah ini adalah orang yang akan memimpin di Surabaya. Itu yang tidak kita setujui,” tegas Unang.

Baca Juga: Relawan Pindah Haluan, Awi: Faktanya 3 Kali PDIP Menang Pilkada Surabaya

Ia menilai bahwa Eri Cahyadi menjadi salah satu orang yang bertanggungjawab atas hilangnya nilai sejarah Rumah Radio Bung Tomo.

"Dulu sebagai Kepala Dinas Cipta Karya Tata Ruang. Kita tidak setuju jika Pak Eri menjadi Walikota,” ujarnya.

Kontributor : Arry Saputra

Load More