SuaraJatim.id - Suksesi pemilihan wali kota (Pilwali) Surabaya Tahun 2020 diharapkan bisa menghasilkan pemimpin yang bisa menyelesaikan masalah pengangguran di Ibu Kota Jawa Timur (Jatim).
Gambaran tersebut setidaknya tertuang dari hasil survei Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) yang menggelar survei Pilwali Surabaya.
Kepala Program Studi Ilmu Politik FISIP UINSA Holilah mengemukakan, ada harapan yang sangat besar dari masyarakat Kota Surabaya kepada pemimpin selanjutnya yang akan menggantikan Tri Rismaharini agar mampu mengentaskan masalah pengangguran di Kota Pahlawan.
“Tiga urutan permasalahan utama yang perlu diselesaikan oleh pemimpin Kota Surabaya mendatang menurut responden adalah masalah pengangguran (27,9 persen), masalah jaminan kesehatan (20,4 persen), dan pelayanan jaminan pendidikan (15,8 persen),” katanya melalui rilis yang diterima Beritajatim.com-jaringan Suara.com pada Selasa (24/11/2020).
Baca Juga: Kecewa Eri Maju di Pilwali Surabaya, Banteng Ketaton Alihkan Dukungan
Meski begitu, dia mengemukakan dari hasil survei tersebut, pasangan Calon (Paslon) Machfud Arifin-Mujiaman (MAJU) unggul dari sisi elektabilitas.
MAJU berada di angka 46 persen, sementara pasangan Eri Cahyadi-Armuji (ERJI) berada di angka 42,86 persen dengan margin of error 5 persen.
“Selisih 3,14 persen,” katanya.
Selain elektabilitas, popularitas pasangan MAJU juga dia anggap unggul. Yakni, dengan berada di angka 47,4 persen. Sementara Paslon ERJI dengan angka 47,1 persen.
Dalam survei itu juga, pasangan MAJU mengungguli ERJI dari segi figur yang paling disukai oleh masyarakat, yakni 47,4 persen. Sedangkan, pasangan ERJI di angka 46,3 persen.
Baca Juga: Polemik Hasil Survei di Pilwali Surabaya, Akademisi: Harus Kita Hormati
Meski begitu, dia menjelaskan survei tersebut dilakukan pada periode 2-12 November atau sebelum debat publik pasangan calon digelar di televisi. Dengan melibatkan 350 responden serta tingkat kepercayaan 95 persen.
“Menggunakan metode multistage random sampling,” tuturnya.
Dari data tersebut, mayoritas responden yang terpilih beragama Islam sebesar 96,5 persen. Sementara afiliasi organisasi keagamaan masyarakat adalah NU dengan sebesar 59,4 persen.
Dalam survei kali ini Holilah juga menjelaskan pertimbangan memilih kandidat mayoritas di Kota Surabaya tergolong rasional dan bukan emosional.
“Hal ini dibuktikan dengan tingginya preferensi pada program dan visi-misi (29,4 persen), kemampuan memimpin (23,7 persen), pengalaman (10,1 persen), dan hanya sebagian kecil yang kecenderungan sosiologis misalnya faktor agama (7,7 persen),” urainya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 HP Murah RAM 12 GB dan Memori 256 GB Terbaik Mei 2025
- Stefano Lilipaly Rela Dicoret Patrick Kluivert, Batal Bela Timnas Indonesia
- Dirumorkan Jadi WNI, Pemain Keturunan Indonesia Berbandrol Rp596 M Dibajak Belanda
- 6 Rekomendasi HP Memori 512 GB dengan Chipset Dewa, Terbaik Mei 2025
- Heboh Visa Haji Furoda Belum Terbit, Ivan Gunawan Percaya Diri Tetap Berangkat
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan dengan Jeroan Gahar, Terbaik Mei 2025
-
7 Rekomendasi Skincare Terbaik untuk Remaja, Harga sesuai Kantong Pelajar-Mahasiswa
-
7 Skincare Lokal Aman untuk Ibu Hamil, Ramah Kulit Tak Bahayakan Janin
-
5 Perbedaan Sunscreen Wardah UV Shield Airy Smooth dan Essential Gel, Pilih Mana?
-
Review Sunscreen Wardah UV Shield Acne Calming, Recommended buat Kulit Berjerawat
Terkini
-
Ajukan Kartu Kredit BRI Easy Card Kini Bisa Lewat Website, Cepat dan Praktis!
-
Strategi BRI Himpun Dana Murah Demi Stabilitas Pembiayaan Jangka Panjang
-
Hasil Survei Indikator Beberkan 100 Hari Kerja Khofifah-Emil
-
Cara Pemkot Surabaya Tangani Anak Nakal, Masukkan ke RIAS
-
Wagub Jatim Gerilya Kawal Investasi dari Jepang Tanpa Bebani APBD