Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Senin, 30 November 2020 | 10:09 WIB
Relawan Banteng Ketaton vs Wali Kota Risma (Suara.com)

SuaraJatim.id - Perlawanan Banteng Ketaton--eks kader dan simpatisan PDI Perjuangan--yang membelot mendukung pasangan calon Machfud-Mujiaman (MAJU) di Pilkada Kota Surabaya terus memanasi tensi politik Surabaya akhir-akhir ini.

Mereka terus melakukan manuver "mendowngrade" suara pasangan Eri-Armuji (Er-Ji) yang diusung PDI Perjuangan dengan cara melawan dan 'menyeruduk' Walikota Surabaya Tri Rismaharini yang dianggap memiliki peran dalam pencalonan Er-Ji.

Teranyar, beredar video relawan Banteng Ketaton menyanyikan yel-yel 'Hancurkan Risma'. Mereka mengakui dan mengklarifikasi bahwa yel-yel tersebut bentuk kekecewaan karena sakit hati kepada Wali Kota Risma.

Ketua Banteng Ketaton, Sri Mulyono Herlambang, menganggap Risma sebagai pemecah belah PDIP Surabaya. Ia tak senang dengan perilaku Risma yang terlalu sewenang-wenang.

Baca Juga: Ribuan Polisi, TNI sampai Linmas Disiagakan Kawal Pilkada Serentak di Jatim

"Yel-yel yang kami kumandangkan sebagai bentuk rasa kekecewaan kami dari Banteng-banteng PDI Perjuangan terhadap kesewenang-wenangnya Risma," ujar Herlambang, Jumat (27/11/2020).

Karena itu ia bersama rekan-rekan di PDIP lainnya kompak tidak mendukung pasangan yang dijagokan Risma, yakni pasangan Er-Ji. Banteng Ketaton justru mengikuti langkah Jagad Hari Seno yang merupakan kakak kandung Whisnu Sakti Buana (Wakil Wali Kota Surabaya) yang mengalihkan dukungannya kepada Machfud Arifin - Mujiaman.

"Banteng-banteng Ketaton tidak melakukan perlawanan kepada Ketua Umum (Megawati) dan DPP PDI Perjuangan. Tapi Banteng-Banteng Ketaton melawan terhadap kepentingan Risma, anaknya Risma-Fuad dan paslon Eri - Armuji," katanya tegas.

Serangan terhadao Risma, terutama terkait yel-yel 'Hancurkan Risma' itu mendapat respons dari para fans Risma. Sejumlah emak-emak di Surabaya segera menggelar 'Aksi Bela Risma' di depan balai kota Surabaya kemarin.

Emak-emak juga membanjiri balai kota dengan karangan bunga. Lalu di seberang Stadion Gelora 10 Nopember Surabaya, Ormas Bangun Marwa Perjuangan Indonesia (BMPI) Surabaya, berorasi menolak adanya praktik premanisme di Pilkada Surabaya 2020.

Baca Juga: Rieke Ingatkan Warga Peran Bambang DH dan Risma Bangun Surabaya

"Kami menolak cara-cara preman di Pilkada Surabaya, terlebih lagi video yang meneriakan 'Hancurkan Risma'. Saya tidak pernah lelah kalau ada orang yang akan meruntuhkan atau menghancurkan Bu Risma, selaku Wali Kota sah, ini tidak boleh terjadi di Surabaya," ujar Ketua BMPI Surabaya, Dewi Widawati Sugandi.

Dewi menambahkan, keinginan dari ormas ini, damainya suasana politik di Surabaya, terutama jelang Pilkada Serentak 2020.

"Kami hanya menuntut Pilkada yang damai, tidak ada intimidasi, tidak ada yang mendikriminasikan Bu Risma, siapa pun itu yang akan menyisihkan Bu Risma, saya BMPI Surabaya akan berdiri paling depan," kata Dewi.

"Kami yang akan melawan mereka-mereka itu, karena kebaikan tidak harus dihancurkan, kebaikan kita tata dan menjunjung tinggi hak orang Surabaya untuk memilih."

Selain itu, gerakan dari orang-orang yang ada di dalam video tersebut, juga menuai kecaman karena membawa nama orang nomor wahid di Kota Pahlawan ini.

"Bahwa ini adalah trik-trik politik busuk, yang menjatuhkan paslon. Kalau dia menjatuhkan Paslon lainnya, jangan menjatuhkan Bu Risma, karena Bu Risma itu bukan paslon," ucapnya.

"Kami berterima kasih pada Bu Risma, Bu Risma sudah menjadikan Kota Surabaya menjadi lebih bagus dan maju," katanya.

Kemudian, pembelaan juga datang dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kota Surabaya. Sebagai partai kecil yang juga mengusung pasangan Er-Ji di Pilkada Surabaya, PSI pasang badan bagi risma jika ada yang mengganggunya.

Perlu diketahui, Pilkada Surabaya akan digelar pada 9 Desember 2020. Saat ini masih dalam tahap kampanye. Dua pasangan calon yakni Pasangan Eri Cahyadi-Armuji nomor urut 01 dan pasangan Machfud Arifin- Mujiaman nomor urut 02.

Kontributor : Dimas Angga Perkasa

Load More