Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Rabu, 31 Maret 2021 | 15:21 WIB
Petani di Desa Pucuk, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto saat memanen cabai di sawah milik pribadinya pada Rabu (31/03/2021). [Foto: Andi for TIMES Indonesia]

SuaraJatim.id - Keberkahan tersendiri dialami petani cabai yang berada di Desa Pucuk, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto. Pasalnya saat harga cabai makin pedas, mereka mampu membeli mobil dan motor baru dari hasil panen yang mereka petik.

Tak kurang dari 50 petani cabai baru saja membeli sepeda motor dan motor.

Diungkapkan seorang petani setempat, Ngatiyo (48), pada musim panen kali ini bisa memetik 2 kuintal cabai dari sawah miliknya.

"Lahan kami sekitar 1 hektare, cuma yang kami tanami cabai sekitar 8.000 meter persegi. Sekali panen, bisa mencapai 2 kuintal. Saya bertani cabai, saya sisihkan Rp 50 juta untuk renovasi rumah," ungkap Ngatiyo seperti dilansir Times Indonesia.co.id-jaringan Suara.com.

Dia menjelaskan, pada saat awal musim panen harga cabai mencapai Rp 95.000 per kilogram.

Baca Juga: "Pedas" Jelang Ramadan, Harga Cabai di Sumsel Tembus Rp 150.000/Kg

"Hasil dari bertani cabai ini kami gunakan untuk membayar hutang, merenovasi rumah. Sisanya kami simpan untuk bertani selanjutnya," ungkapnya.

Serupa dengan Ngatiyo, petani lainnya Listiono mengaku bersyukur. Lantaran mendapat untung sekitar Rp 200 juta dalam kurun waktu dua bulan. Pada musim panen kali ini, dia bisa memanen 4 kuintal cabai dari lahan seluas 8.000 meter persegi.

"Baru kali ini, saya bisa panen cabai dengan harga yang melambung tinggi seperti ini. Panen cabai ini kami lakukan tiap minggu," terang Listiono.

"Kalau awal-awal bisa mencapai Rp 90 ribu per kilogram, kami kumpulkan hasilnya. Perkiraan sekitar Rp 200 juta, maka kami belikan mobil karena anak saya tinggal di Lumajang, jadi butuh kendaraan," sambungnya.

Kemudian pada akhir musim panen, para petani memilih menanam tumbuhan palawija. Sehingga mereka bisa mengatur keuangan dari keuntungan dengan baik.

Baca Juga: Harga Cabai Rawit Setara Daging Sapi di Kabupaten Bekasi

"Sisanya kami simpan, persiapan untuk tanam cabai berikutnya serta kebutuhan hidup. Kalau sekarang harga cabai sudah turun menjadi 30 ribu per kilogram," katanya.

Sementara itu, Kepala Desa Pucuk Nanang membenarkan, jika warganya yang bertani cabai merasakan dampak positif kenaikan harga cabai.

"Benar Mas, di desa ini ada enam dusun. Ada 50 petani yang bisa membeli sepeda motor merk Scoopy dan PCX. Ada yang beli mobil Avanza, hingga Ertiga," katanya.

Dia mengemukakan, lahan persawahan warga yang ditanami merupakan lahan pribadi. Sementara, beberapa orang memanfaatkan lahan kayu putih milik perhutani.

"Tak hanya itu, ada juga yang sampai bisa merenovasi rumahnya. Jenis sawah di desa Pucuk ini adalah tadah hujan. Jadi petani cabai mulai bercocok tanam saat hujan," katanya.

Load More