SuaraJatim.id - Keberkahan tersendiri dialami petani cabai yang berada di Desa Pucuk, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto. Pasalnya saat harga cabai makin pedas, mereka mampu membeli mobil dan motor baru dari hasil panen yang mereka petik.
Tak kurang dari 50 petani cabai baru saja membeli sepeda motor dan motor.
Diungkapkan seorang petani setempat, Ngatiyo (48), pada musim panen kali ini bisa memetik 2 kuintal cabai dari sawah miliknya.
"Lahan kami sekitar 1 hektare, cuma yang kami tanami cabai sekitar 8.000 meter persegi. Sekali panen, bisa mencapai 2 kuintal. Saya bertani cabai, saya sisihkan Rp 50 juta untuk renovasi rumah," ungkap Ngatiyo seperti dilansir Times Indonesia.co.id-jaringan Suara.com.
Dia menjelaskan, pada saat awal musim panen harga cabai mencapai Rp 95.000 per kilogram.
"Hasil dari bertani cabai ini kami gunakan untuk membayar hutang, merenovasi rumah. Sisanya kami simpan untuk bertani selanjutnya," ungkapnya.
Serupa dengan Ngatiyo, petani lainnya Listiono mengaku bersyukur. Lantaran mendapat untung sekitar Rp 200 juta dalam kurun waktu dua bulan. Pada musim panen kali ini, dia bisa memanen 4 kuintal cabai dari lahan seluas 8.000 meter persegi.
"Baru kali ini, saya bisa panen cabai dengan harga yang melambung tinggi seperti ini. Panen cabai ini kami lakukan tiap minggu," terang Listiono.
"Kalau awal-awal bisa mencapai Rp 90 ribu per kilogram, kami kumpulkan hasilnya. Perkiraan sekitar Rp 200 juta, maka kami belikan mobil karena anak saya tinggal di Lumajang, jadi butuh kendaraan," sambungnya.
Kemudian pada akhir musim panen, para petani memilih menanam tumbuhan palawija. Sehingga mereka bisa mengatur keuangan dari keuntungan dengan baik.
Baca Juga: "Pedas" Jelang Ramadan, Harga Cabai di Sumsel Tembus Rp 150.000/Kg
"Sisanya kami simpan, persiapan untuk tanam cabai berikutnya serta kebutuhan hidup. Kalau sekarang harga cabai sudah turun menjadi 30 ribu per kilogram," katanya.
Sementara itu, Kepala Desa Pucuk Nanang membenarkan, jika warganya yang bertani cabai merasakan dampak positif kenaikan harga cabai.
"Benar Mas, di desa ini ada enam dusun. Ada 50 petani yang bisa membeli sepeda motor merk Scoopy dan PCX. Ada yang beli mobil Avanza, hingga Ertiga," katanya.
Dia mengemukakan, lahan persawahan warga yang ditanami merupakan lahan pribadi. Sementara, beberapa orang memanfaatkan lahan kayu putih milik perhutani.
"Tak hanya itu, ada juga yang sampai bisa merenovasi rumahnya. Jenis sawah di desa Pucuk ini adalah tadah hujan. Jadi petani cabai mulai bercocok tanam saat hujan," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Aktivitas Gunung Semeru Belum Stabil, Awan Panas Masih Mengancam!
-
Pengungsi Erupsi Gunung Semeru Mulai Pulang, BNPB Pastikan Situasi Membaik!
-
Erupsi Semeru Tak Ganggu Penerbangan di Bandara Notohadinegoro, Begini Kondisi Terkini
-
Cara Daftar KKS Pakai HP Kini Makin Mudah, Begini Syarat dan Aplikasi Resminya!
-
Kronologi Tewasnya 6 Santri Ponpes Jabal Quran Socah Bangkalan, Tenggelam di Bekas Galian C!