
SuaraJatim.id - Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia bahkan di seluruh dunia telah berlangsung hampir 2 tahun. Hingga kini, seluruh penjuru dunia tengah berusaha mencari obat yang ampuh untuk menghilangkan virus asal Wuhan China itu.
Jutaan orang dari seluruh dunia pun telah menjadi korban. Di Indonesia sendiri, setidaknya sudah ada lebih dari 57 ribu orang yang meninggal dunia akibat Covid-19. Saat ini, satu-satunya cara untuk memutus rantai penyebaran virus Covid-19 adalah dengan melakukan vaksinasi.
Terlepas dari hal tersebut, rupanya di Indonesia juga pernah mengalami kejadian serupa. Tepatnya pada tahun 1867 silam, yakni di saat kematian mendadak terjadi di banyak tempat, salah satunya di Mejayan yang kini menjadi Kecamatan Caruban, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.
Raden Ngabehi Lo Prawirodipuro yang saat itu menjabat sebagai palang atau Kepala Desa yang membawahi empat desa di wilayahnya, melihat warganya mengalami kejadian yang tidak lazim. Puluhan orang meninggal secara mendadak. Pagi sakit, sore meninggal.
Baca Juga: Tulis 'Wara-wara' di Instagram, Wali Kota Madiun dan Istrinya Positif Covid-19
Sebagai orang yang dipercaya mengemban amanat penduduk desa, Raden Ngabehi Lo Prawirodipuro merenungkan musibah pagebluk atau wabah yang menyerang warganya. Ia kemudian bertapa di gunung kidul Caruban. Dalam pertapaannya, ia mendapat wangsit bahwa wilayahnya telah dimasuki makhluk halus yang bermaksud jahat.
Dalam wangsit yang Ia terima, Raden Ngabehi Lo Prawirodipuro mendapatkan petunjuk untuk menciptakan sebuah tarian: fragmentasi kesenian untuk mengiringi punggawa roh jahat keluar dari Desa Mejayan.
Berdasarkan wangsit tersebut, Raden Lo Prawirodipuro membuat kesenian Dongkrek. Yakni kesenian musik yang digabungkan dengan tarian. Kesenian Dongkrek adalah kesimpulan yang sangat sederhana.
Diambil dari bunyi alat yang digunakan, yaitu ketika kendang dipukul akan menghasilkan bunyi "dung" dan satu alat serupa bujur sangkar dari kayu yang memiliki gigi, dimainkan dengan cara diayunkan atau diputar dan menghasilkan suara "krek". Alat musik itu diberi nama korek. Dari kedua bunyi alat musik inti tersebut, kemudian terciptalah nama kesenian Dongkrek.
Kesenian ini dibawakan oleh empat penari yang mengenakan topeng. Topeng buto atau raksasa, topeng perempuan yang diberi nama Roro Ayu dan Roro Perot yang mengunyah kapur sirih, serta topeng orang tua. Pada masing-masing karakter terdapat gambaran terkait musibah pagebluk yang menyerang Desa Mejayan.
Baca Juga: Wali Kota Madiun Positif Terpapar Covid-19: Doakan Agar Virus Segera Diangkat
Topeng buto adalah gambaran roh jahat yang memasuki wilayah Mejayan, topeng Roro Ayu adalah perempuan cantik anak pejabat yang baik dan sopan, sedangkan Roro Perot adalah pengasuh Roro Ayu yang merawat dan memenuhi perintah orang tuanya. Digambarkan sebagai penduduk desa yang menjadi sasaran roh jahat yang ingin menculiknya keluar dari wilayah tersebut.
Berita Terkait
-
5 Rekomendasi Kafe Hits di Madiun yang Cocok Buat Nugas, Super Nyaman!
-
Prabowo Ungkap Dalang Pemberontakan PKI di Madiun: Seolah-olah Komunis, Musso-Semaun Dibawa Belanda
-
Rahasia Kota Gadis, Ini 6 Kuliner Madiun yang Bikin Wisatawan Asing Ketagihan
-
Jangan Cuma Brem, Ini 7 Kuliner Khas Lebaran yang Bikin Madiun Istimewa
-
Rekomendasi Wisata di Madiun untuk Libur Lebaran 2025 Lengkap: Ada Alam, Sejarah, Hingga Keluarga
Terpopuler
- Welcome Back Timnas Indonesia Elkan Baggott, Patrick Kluivert Lempar Kode
- Olok-olok Sepak Bola Indonesia, Erick Thohir 'Usir' Yuran Fernandes
- Ramadhan Sananta Umumkan Mau Pensiun dari Sepak Bola
- Pupus Harapan Pascal Struijk untuk Bela Timnas Indonesia Lawan China
- 10 Sunscreen Favorit Tasya Farasya: Murah Meriah dan Ampuh Lindungi UV
Pilihan
-
Mengenal Ritual Buddha Tantrayana pada Kremasi Murdaya Poo di Bukit Dagi Borobudur
-
Puspo Wardoyo Menangkan Gugatan Perdata di PN Solo, Objek Dinilai Hakim Tak Jelas
-
Tak Hadir di Sidang Mediasi Kasus Dugaan Ijazah Palsu, Jokowi Buka Suara
-
DPR Cecar Dirut Garuda Soal "Gelombang" Eks Karyawan Lion Air Bergaji Tinggi
-
6 Rekomendasi HP Murah RAM Besar Tahun 2025, Harga di Bawah Rp3 Juta
Terkini
-
Lagi Hamil, Pelaku Penipuan Modus Arisan Online Mojokerto Diamankan Polisi
-
Gagas Sistem Digitalisasi, Munas APEKSI VII Siap Ubah Wajah Pemerintahan Kota
-
Imbas Pidato di Balai Kota Blitar, Wamendagri Diwadulkan ke Prabowo
-
Daftar Link DANA Kaget Tengah Pekan Ini, Lumayan untuk Bayar Listrik
-
Dua Pekerja Migran Tewas di Kamboja, DPRD Jatim Beri Solusi Lewat Koperasi