Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Selasa, 29 Juni 2021 | 15:05 WIB
Ilustrasi pembuat peti mati [Suara.com/Dian Latifah]

SuaraJatim.id - Permintaan peti mati untuk pemakaman di Jawa Timur melejit. Ini tidak lepas dari tingginya angka kematian akibat Covid-19. Termasuk di Mojokerto.

Pembuat peti mati di Mojokerto bahkan sampai menolak karena kewalahan melayani orderan gegara banyaknya pesanan. Seperti dialami Purwaningtyas (75), perajin peti mati di Kelurahan Magersari, Kota Mojokerto mengatakan.

Ia mengatakan, permintaan peti mati mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir. Terutama permintaan dari Rumah Sakit Rujukan Covid-19 selama dua minggu terakhir. Ia sampai menolak pembuatan sebab minimnya bahan pembuatan.

"Kalau dihitung sejak awal adanya Corona ya mungkin sudah 250 lebih peti mati yang sudah terjual dipesan dari berbagai rumah sakit rujukan hingga gereja. Tapi yang paling banyak memang untuk pasien COVID-19," ungkapnya saat ditemui rumahnya, Selasa (29/06/2021).

Baca Juga: Kasus Kematian Naik, Permintaan Peti Mati Meningkat

Dikutip dari beritajatim.com, jejaring media suara.com, permintaan datang dari Kabupaten dan Kota Mojokerto. Terhitung sejak 2 minggu terakhir, sudah ada 20 lebih peti mati yang dia produksi.

"Dalam sehari, minim bisa membuat 1 sampai dua peti mati, itupun melihat dari jumlah pekerja, satu pekerja mampu membuat satu peti mati saja. Kita juga terbatas lokasi sehingga membuatnya juga terbatas," terang Pur, sapaannya.

Selama ini dia menyiapkan stok peti mati dalam jumlah banyak. Oleh karenanya dia bisa menerima pesanan dalam jumlah banyak.

Usaha peti mati ini dimulai di tahun 1970 lalu. Pur adalah generasi ketiga yang meneruskan usaha ini. Diawali oleh mendiang ayahnya, Sudamono, kemudian usaha ini diteruskan oleh kakaknya hingga akhirnya dikelola oleh Pur.

Pekerjaan membuat peti mati ini sama halnya membantu orang yang terkena musibah. Oleh karenanya, Pur tidak sampai hati menaikkan harga peti mati yang dijualnya. Karena menurutnya, menjual peti mati sama halnya dengan membantu orang yang sedang kesusahan.

Baca Juga: Viral Video Rombongan Peti Mati Jenazah COVID-19, Dirut RSUD Cibabat: Begitu Kondisinya

”Buat bantu sesama, juga bantu pekerja saya. Gini kalau ditinggal mati oleh keluarga kan sudah susah dan sedih, masak kita juga tega mempermainkan harga apa lagi menaikkan. Masak ya bersyukur banyak orang mati,” terangnya.

Harga peti meti dipatok kisaran harga antara Rp 1 sampai Rp 1,4 juta. Sedangkan untuk peti bayi dijual dengan harga Rp 600 ribu.

"Harga peti mati ini sudah sesuai dengan kalkulasi, mulai dari bahan, tukang hingga biaya produksi, kita tak mengambil untung banyak," ujarnya.

Load More