Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Rabu, 25 Agustus 2021 | 14:31 WIB
Evakuasi korban rumah ambrol di Surabaya [Foto: Beritajatim]

SuaraJatim.id - Musibah bisa datang kapan saja. Ini yang menimpa Hari Musa, warga Jalan Tambaksari Selatan Kota Surabaya.

Atap lantai dua rumah yang ditempatinya ambrol dan menewaskan istrinya, Fitri Wulan (38). Fitri tertimpa atap yang ambrol tersebut dan meninggal saat perjalanan ke rumah sakit.

Seperti dijelaskan Kapolsek Tambaksari M. Akhyar, peristiwa itu terjadi pada pukul 08.30 WIB. Pada jam itu polisi menerima laporan dari warga.

"Tadi sekitar 08.30 WIB, dapat kabar dari anggota ada rumah yang roboh di Jalan Tambaksari Selatan, gang 4 nomor 11," kata Akhyar, dikutip dari beritajatim.com, jejaring media suara.com, Rabu (25/08/2021).

Baca Juga: Cegah Klaster Sepak Bola, Aji Santoso Minta Semua Pihak Taat Prokes Selama Kompetisi Liga

Ia mengatakan, Hari Musa saat peristiwa itu terjadi sedang berangkat kerja. Sementara tiga keluarganya di rumah sedang mengobrol, yakni istrinya Fitri Wulan, anaknya Naufal (13), kemudian ibunya Marni (57).

"Dihuni empat orang, atas nama Hari Musa, istri Wulan, orang tua Marni, anaknya Noval," kata M. Akhyar menegaskan.

Atas kejadian tersebut, ketiga anggota keluarga yang berada di rumah tertimbun reruntuhan. Mereka pun saat ini sudah dievakuasi untuk mendapatkan perawatan di RSUD dr. Soetomo.

"Korbannya tadi dalam keadaan telungkup. Pertama (dievakuasi) Noval, kelas 2 smp, kemudian Fitri Wulan dan Bu Marni. Dievakuasi di Soetomo untuk mendapatkan perawatan," ucapnya.

Akhyar mengungkapkan, Fitri akhirnya meninggal dunia dalam perjalanan menuju ke RSUD dr. Soetomo. Perempuan itu kehabisan oksigen karena tertimbun reruntuhan cukup lama.

Baca Juga: Diingatkan Agar Tak Ugal-ugalan, Pemuda Ini Malah Gebuki Warga Surabaya

"Kabar terakhir di ambulance dalam perjalanan meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit," kata dia.

Dugaan awal Akhyar, ambruknya rumah tersebut diakibatkan karena menggunakan bahan kayu biasa. Selain itu, usia bangunan yang sudah tua juga menjadi alasan runtuhnya lantai dua rumah tersebut.

"Bangunan lama ukuran 3×11 bukan cor-coran, hanya kayu biasa sehingga kayu lapuk atasnya ada beban berat (seperti) lemari pakaian. Tahun 1960 sudah dihuni," katanya.

Load More