Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Kamis, 28 Oktober 2021 | 15:04 WIB
Ilustrasi kekerasan pada anak. [Shutterstock]

SuaraJatim.id - Kasus kekerasan terhadap anak terjadi di Sidoarjo Jawa Timur. Seorang ayah tega menjewer kuping anak kandungnya hingga gendang telinga pecah.

Padahal, anak kandungnya (sebut saja Bunga) itu baru berusia 9 tahun. Hal ini disampaikan ibunya, Alinda. Ibunya itu kemudian melaporkan kasus penganiayaan terhadap anaknya itu ke kepolisian setempat.

Kasus ini bermula saat Alinda hendak mengkhitankan anak laki-lakinya yang tak lain kakak dari Bunga. Bunga mengatakan kepada ibunya jika ingin menemui ayahnya di desa Kalidawir Tanggulangin.

Anaknya itu hendak menemui ayahnya--yang sudah bercerai dengan ibunya--kalau kakaknya akan dikhitan. Alinda mengaku bersyukur karena anaknya masih dekat dengan ayahnya.

Baca Juga: Sering Pulang ke Sidoarjo, Via Vallen Ungkap Ketakutan Terbesarnya Tiap Sampai Rumah

"Kami sudah bercerai. Kebetulan mau ada hajat namanya juga anak, ingin bertemu ayahnya untuk mengingatkan jika kakaknya mau khitanan," katanya, seperti dikutip dari beritajatim.com, jejaring media suara.com, Rabu (27/19/2021).

Alinda menceritakan, setelah anak-anak sampai di rumah mantan suaminya, Bunga malah dimarahi dan dijewer kupingnya hingga gendang telinganya pecah. Alasan pelaku, karena mempertanyakan hal yang tidak pantas.

Tak sampai di situ, kekerasan fisik berlanjut saat Bunga menerima uang saku dari tamu yang kebetulan berada di rumah ayahnya itu. Bunga dijewer usai menerima uang saku dari tamu yang kebetulan bertamu di rumah mantan suami Alinda.

Ketika uang pemberian tamu ditunjukkan, tiba-tiba ayahnya marah dan membenturkan kepala Bunga ke lemari.

"Hasil pemeriksaan saat Bunga dibawa ke dokter, anak saya mengalami gegar otak ringan dan trauma yang membekas sampai sekarang," kata Alinda.

Baca Juga: Tampang Para Pelaku Pengeroyokan di GOR Delta Sidoarjo Hingga Tewaskan 1 Orang

Alinda juga mengaku sudah melaporkan kasus tersebut ke Polresta Sidoarjo. Namun ia menilai belum diketahui tindak lanjutnya hingga sampai berbulan-bulan. Peristiwa itu masih jelas membekas dan tidak pernah terlupakan sepanjang hidup Alinda.

Beberapa hari lalu, dirinya mulai memberanikan diri menyampaikan kasus kekerasan anak di bawah umur yang dialami putrinya untuk mendapatkan keadilan melalui unggahan di media sosial facebook.

Dalam unggahannya, ibu korban mengeluhkan terkait kinerja Polresta Sidoarjo yang belum menetapkan mantan suaminya sebagai tersangka.

Alinda Widayani merasa belum mendapatkan keadilan atas tindakan kekerasan terhadap putrinya yang dilakukan mantan suaminya tersebut.

Kasus ini juga mengundang keprihatinan Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait. Arist Merdeka menyesalkan atas kekerasan terhadap anak kandung, yang dilakukan TI (35).

Menurut Arist, anak-anak Indonesia dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Undang-undang ini mengatur anak mendapatkan hak, perlindungan, dan keadilan atas apa yang menimpa mereka.

"UU Perlindungan Anak ini juga mengatur tentang ancaman hukuman bagi siapapun yang melakukan kekerasan atau penganiayaan terhadap anak. Tak tanggung-tanggung, ancaman hukumannya lima tahun penjara dan denda Rp100 juta," kata Sirait.

Atas peristiwa ini dan demi keadilan bagi korban, Komnas Perlindungan Anak mendesak Kapolres Sidoarjo untuk segera menangkap dan menahan pelaku. "Saya sudah minta kantor perwakilan Komnas Perlindungan Anak Kota Surabaya untuk menindaklanjuti kasus kekerasan anak di bawah umur ini," ujar Arist.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Sidoarjo AKP Oscar S Setjo menegaskan, kasus ini sudah ditindaklanjuti. "Yang bersangkutan sudah ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka," ujarnya.

Load More