Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Jum'at, 10 Desember 2021 | 16:57 WIB
Produsen kotak penyimpanan abu jenazah Surabaya [SuaraJatim/Dimas Angga]

"Daun-daun sampah tadi kita olah, kita awetkan ternyata banyak yang merespon dipesan oleh (negara) Inggris untuk penyimpanan abu jenazah," ujarnya menambahkan.

Dalam proses produksinya, Nanik menggunakan bahan utama dari daun-daun yang sudah rontok, bahkan dari daun yang sudah membusuk.

Sebelum membentuk dan menempelkan menjadi sebuah rangka kotak, daun terlebih dulu direbus dengan asam sitrat, agar bakteri serta jamur yang ada pada daun hilang. Namun tidak terlalu lama dalam perebusan bahan tersebut.

Dengan asam sitrat pula, penampilan dari daun juga sedikit menipis sehingga warna dari daun akan berubah memiliki tekstur unik dari bahan akan lebih terlihat.

Baca Juga: Datangi Pengungsian Banjir Lombok, Risma Tegur Bupati Sebut Lokasi Tak Aman Dan Keliru

"Kalau yang warnanya sudah buram bisa berubah menjadi coklat, jadi kita rebus selama 10-30 menit, jangan terlalu lama nanti jadi sayur, terus kita diamkan dan kita dinginkan," ungkap Nanik.

Setelah dingin, gradasi warna daun akan dicari dan dipilah, mulai warna putih, belang-belang, bahkan ada yang batik serta ada yang tetap berwarna coklat

"Setelah kita proses dengan pemutih daun, kita bilas 2-3 kali agar saat disetrika tidak menempel dan ditaruh koran supaya meresap airnya baru disetrika. Jadi pengeringannya tidak melalui sinar matahari. Seperti sekarang ini musim hujan kami tetep jalan produksinya karena pengeringannya melalui setrika," ujar Nanik.

Setelah proses semua itu, daun akan ditempel ke medianya yang dikehendaki, baru finishingnya, daun yang sudah dlindungi dengan cat tidak akan berjamur, dan kutu-kutu tidak bisa menempel lagi.

Selain itu, produk Nanik ini sangat ramah lingkungan, Ia menjamin jika sisah dari proses produksi mereka, tidak mencemari lingkungan.

Baca Juga: GIIAS Surabaya Jadi Momen Kebangkitan Industri Otomotif Jatim Pasca-Pandemi Covid

"InsyaAllah produk saya ramah lingkungan, mulai dari lem, sampai cap nya ramah lingkungan, karena kalau daur ulang itu ramah lingkungan, mulai dari sisah-sisah prosesnya waktu kita buang itu berdampak atau tidak ternyata tidak," ujarnya menegaskan.

Load More