SuaraJatim.id - Wakil Ketua Komisi E DPRD Jawa Timur Hikmah Bafaqih meminta pemerintah memerhatikan perkembangan mental dan spiritual anak.
Selama ini, dia menilai fokus anggaran pemerintah masih banyak yang fokus pada sektor kesehatan anak, seperti penanganan stunting dan angka kematian ibu dan bayi (AKI/AKB). Sedangkan yang menyangkut tumbuh kembang anak memiliki banyak aspek.
Masih banyak sektor tumbuh kembang anak lainnya yang belum mendapat perhatian dari pemerintah.
"Soal - soal tumbuh kembang anak baik dari sisi mental, spiritual maupun fisik itu menjadi kurang. Terutama mental spiritualnya, saya lihat itu lumayan terabaikan," ujarnya.
Menurut Politikus PKB itu pemenuhan hak-hak dasar kebutuhan anak harus menjadi perhatian pemerintah.
Sampai sekarang masih banyak kebutuhan yang belum terpenuhi secara maksimal sesuai Konvensi Hak Anak. Perlu ada perhatian dari sisi fasilitas, anggaran, maupun perlindungan terhadap perkembangan mental dan spiritual.
"Masih banyak hak - hak anak yang belum kita berikan dengan maksimal. Dari sisi pemerintah misalnya menyediakan fasilitas tumbuh kembang yang memadai, memfasilitasi lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak secara optimal. Baik secara fisik maupun psikis itu harus diakui kurang kita berikan," katanya.
Contoh paling mudah ialah minimnya ruang publik yang ramah anak. Tidak semua lingkungan tempat tinggal tersedia taman bermain.
Sementara itu, tantangan yang dihadapi anak di era digital semakin kompleks. Salah satunya kejahatan siber yang menggunakannya.
Baca Juga: Menteri PPPA Apresiasi Gubernur Khofifah yang Komitmen Beri Perlindungan pada Perempuan dan Anak
Situasi semakin diperparah dengan rendahnya literasi digital di kalangan anak dan orang tua.
"Cybercrime menjadi meningkat tajam. Minimnya literasi media sosial kepada warga Indonesia, termasuk orang tua dan anak-anak juga menjadi tantangan tersendiri yang kemudian membuat masalah. Masalah anak-anak ini sepertinya dari tahun ke tahun tidak semakin menurun tapi semakin meningkat," ungkapnya.
Karena itu dibutuhkan perhatian dari pemerintah untuk menjaga tumbuh kembang anak. Salah satunya dengan menciptakan lingkungan yang kondusif. Tak terkecuali pada anak-anak berkebutuhan khusus seperti mereka yang memiliki IQ tinggi maupun yang mengalami gangguan perilaku.
"Angka anak-anak yang misbehave ya dalam bahasa psikologinya, mereka yang mengalami problem perilaku karena pengabayan pengasuhan dan pengasuhan yang salah atau karena lingkungan yang kurang tepat atau karena persoalan penggunaan media sosial yang tidak benar. Harus direspon dengan cukup serius," katanya.
Hikmah mengkritik pendekatan insidental yang kerap dilakukan pemerintah dalam menangani masalah. Alih-alih menjadi solusi, itu justru dinilai kurang tepat.
Perlu ada program yang tersistem dengan berkolaborasi dengan semua pihak. “Kita tidak bisa hanya secara sporadis membuat program semacam barak untuk anak-anak bermasalah. Itu hanya satu letupan awal, inisiatif bagus, tapi tidak cukup. Harus dilanjutkan dengan sistem yang terbangun,” ungkapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Tinggal Jay Idzes, Mohon Maaf Pintu Klub Sudah Ditutup
- Kisah Pilu Dokter THT Lulusan UI dan Singapura Tinggal di Kolong Jembatan Demak
- Resmi! Thijs Dallinga Pemain Termahal Timnas Indonesia 1 Detik Usai Naturalisasi
- Makin Menguat, Striker Cetak 3 Gol di Serie A Liga Italia Dinaturalisasi Bersama Mauro Zijlstra
- Geger Pantai Sanglen: Sultan Tawarkan Pesangon, Warga Bersikeras Pertahankan Lahan
Pilihan
-
Persija Jakarta Bisa Lampaui Persib di Super League 2025/2026? Eks MU Beri Tanggapan
-
Tiga Hari Merosot Tajam, Harga Saham BBCA Diramal Tembus Segini
-
Fungsi PPATK di Tengah Isu Pemblokiran Rekening 'Nganggur'
-
Fenomena Rojali & Rohana Bikin Heboh Ritel, Bos Unilever Santai
-
Harga Emas Antam Terjun Bebas Hari Ini
Terkini
-
Aset 'Tidur' Pemprov Jatim Bisa Jadi Sumber PAD Baru, Asalkan Lakukan Ini
-
Bank Mandiri Jembatani Purna PMI Asal Malang Jadi Wirausahawan Lewat Program Bapak Asuh
-
BRI Ungkap Jurus Jitu Jadi Bank Terkuat di Indonesia
-
Bisnis Urban Farming: Menuai Cuan dari Lahan Sempit di Tengah Kota
-
DPRD Jatim: Anak Butuh Perlindungan Mental dan Spiritualitas