Bocah 8 Tahun Asal Lamongan Ini Terpeleset 'Kecemplung' Kolam Masjid, Tewas Tenggelam

SuaraJatim.id - Peristiwa ini bisa jadi pelajaran para orang tua. Jangan sampai kejadian tragis di Lamongan ini menimpa bocah-bocah di daerah lain.

Seorang bocah bernama Ahmad Zeroun Azbin, asal Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan tewas tenggelam di kolam masjid setempat, Kamis (28/04/2022).

Seperti dijelaskan Kasi Humas Polres Lamongan Ipda Anton Krisbiantoro. Ia mengatakan kronologis peristiwanya.

"Iya, kejadiannya di kolam yang berada di bawah menara Masjid Miftahul Huda Desa Balun Kecamatan Turi, pada Kamis, (28/4/2022) siang ini," ujarnya seperti dikutip dari beritajatim.com jejaring media suara.com.

Baca Juga: Warga Lamongan Bisa Tenang 'Unjung-unjung' Lebaran Kali Ini, Sekarang Semua Kecamatan Berstatus Hijau

Ipda Anton menjelaskan, insiden ini berawal saat korban bersama teman sebayanya, Pirga (8), bermain di sekitaran kolam masjid setempat yang terdapat banyak ikan di dalamnya. Kolam itu memiliki panjang 8 meter, lebar 9 meter dan kedalaman 1,2 meter.

"Saat itu, korban dan temannya lagi asyik bermain sembari memandangi ikan-ikan yang ada dalam kolam. Tanpa diduga, korban terpeleset dan tercebur, hingga tak kembali muncul ke permukaan," ujarnya.

Masih kata Anton, lantaran panik melihat temannya tercebur, Pirga takut dan langsung berteriak minta pertolongan ke warga sekitar. Akhirnya ia bertemu dengan warga bernama Syaifuddin (26), dan menceritakan insiden yang dialami temannya.

Tanpa berfikir panjang, Saifudin bersama warga lainnya langsung menuju ke lokasi kejadian. "Saat dievakuasi oleh warga, korban sudah dalam keadaan meninggal dunia dan segera dibawa ke rumah duka," kata Anton.

Sementara itu, menurut Anton, dari hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak kepolisian, korban yang sudah meninggal dunia ini tak ditemukan tanda-tanda bekas penganiayaan di tubuh korban.

Baca Juga: Niatnya Ngabuburit, Eee...,Pemuda Lamongan Ini Malah Jotosi Anak Orang

"Orang tua korban mengikhlaskan kematian anaknya. Dan menolak untuk diotopsi. Mereka menerimanya sebagai musibah," katanya menegaskan.