Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Selasa, 02 Agustus 2022 | 13:13 WIB
Bupati Jombang Mundjidah Wahab terkait bayi meninggal di RSUD Jombang. [Rohmadi/TIMES Indonesia]

Kejadian itu bermula, pada Kamis (28/7/2022) saat istrinya mengalami kontraksi. Kemudian sang istri dibawa ke Puskesmas Sumobito untuk menjalani pemeriksaan.

Setelah menjalani pemeriksaan menyeluruh di Puskesmas Sumobito menyarankan serta memberi rujukan agar melakukan operasi caesar di RSUD Jombang.

"Puskesmas itu tidak mau, kalau formal disana, harus dicaesar. Kemudian, dibawa sama mertua, istri RSUD terus tandatangan surat, entah surat apa itu, saya belum datang soalnya," ungkap Yopi kepada awak media dengan raut wajah yang sedih, Senin (1/8/2022).

Kemudian, sang istri dibawa ke RSUD Jombang untuk melakukan apa yang sudah disarankan oleh pihak Puskesmas. Namun, perlayanan kurang mengenakan dilakukan oleh perawat RSUD Jombang yang menolak untuk melakukan operasi caesar dan memaksa untuk melahirkan secara normal.

Baca Juga: Pasien BPJS, Alasan RSUD Jombang Tak Turuti Permintaan Persalinan Caesar

"Namun, pihak RSUD malah memaksa untuk lahiran normal. Padahal waktu USG di RSUD Dokter sudah menyarankan untuk saecar. Karena istri juga punya riwayat penyakit dan badannya juga gemuk," kata dengan raut wajah tak sanggup menahan kesedihan.

"Terus proses persalinan sekitar jam 7, bayi itu tidak bisa keluar sama sekali. Istri saya nanya lagi, kok gak dioperasi? Bisa kok mbak, kita usahakan kata perawat itu. Karena saya awam saya serahkan ke rumah sakit. Tapi masih tidak bisa keluar. Dikeluarkan tabung, disedot kepalanya. Waktu disedot itu, sudah tidak bernyawa," tambahnya.

Kemudian Sekitar pukul setengah 10 bayi sudah dalam kondisi tidak bernyawa dengan posisi kepala bayi sudah keluar dan badan belum.

"Saya keluar nangis, habis itu masuk lagi terus ditanya dokter laki-laki. Mas, jalan satu-satunya dekaminasi atau apa gitu, apa itu? Pemisahan anggota tubuh biar bisa keluar janinnya. Terus badannya nanti diambil dengan operasi caesar," terang Yopi.

"Loh kenapa tadi tidak dicaesar? Dijawabnya kalau bisa normal ya normal dulu. Tapi saya bodoamat, saya melihat istri masih kesakitan, saya lihat bayi itu masih disini (menunjuk rahim red) itu kepalanya, saya tidak bisa membayangkan," terangnya lagi.

Baca Juga: RSUD Jombang Trending di Twitter, Warganet Banyak yang Curhat Mendapat Pelayanan Buruk

Dengan terpaksa dan demi keselamatan sang istri akhirnya Yopi memilih untuk menandatangani surat pernyataan kesediaan pemotongan bagian tubuh sang bayi dan dioperasi.

Load More