SuaraJatim.id - Kegigihan Mukarim (alm), nelayan Pasuruan menanam mangrove 30 tahun silam menuai hasilnya sekarang. Warga Desa Penunggul, Kecamatan Pasuruan bisa merasakan manfaatnya sekarang.
Anak Mukarim, Subagyo mengisahkan perjuangan ayahnya dulu menanam mangrove. Semua berawal dari Tahun 1986.
"Sebelum tahun 1986 desa kami ini sepanjang pesisir pantai kami 2 kilometer tidak ada mangrove sama sekali sehingga sering abrasi dan banyak tumpukan," ujarnya, Selasa (23/1/2024).
Mukarim selalu membawa bibit mangrove yang dicarinya di Probolinggo untuk ditanam di belakang rumahnya. "Setiap kali melaut langsung ditanam di belakang rumah, setiap kali datang ditanam lagi," katanya.
Awal menanam mangrove tidak berjalan mulus. Banyak warga yang mentertawakan Mukarim. Bahkan, ada juga yang menyebutnya 'orang gila'. Tak jarang pula bibit mangrove yang baru saja ditanam ditabrak perahu nelayan.
Akan tetapi, keyakinan Mukarim bahwa mangrove akan memberikan dampak positif bagi warga desa membuatnya tak memperdulikan olok-olokan orang.
"Karena mereka (warga desa) belum tahu manfaatnya, mereka awan abrasi itu apa. Setelah berkembang lima sampai sepuluh tahun abrasi berkurang baru tahu," ungkapnya.
Warga dulu yang mencemooh kini ikut merasakan. Upaya menanam mangrove yang dirintis Mukarim telah meluas mencapai 50 hektar. "Masyarakat sekarang sudah enak, hasil nelayannya jadi meningkat juga. Sekarang banyak yang mencari kerang di sini," ungkapnya.
Jerih payah itu membuat Mukarim diganjar penghargaan Kalpataru pada tahun 2005 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Tidak hanya pemerintah, upaya Mukarim menanam mangrove juga diapresiasi pihak swasta.
Baca Juga: 6 Rekomendasi Wisata dengan Suasana Pegunungan di Pandaan, Hanya 1 Jam dari Surabaya
Kingspan Business Development Manager Souteast Asia, Jarlath Farmer menyebut, apa yang dilakukan mendiang Mukarim memiliki kontribusi besar bagi masyarakat. "Ini kegiatan yang menarik untuk dilanjutkan," katanya di sela menanam 1.000 mengrove bersama Bukalapak di Desa Penunggul, Kecamatan/Kabupaten Pasuruan.
Sementara itu, Plant Manager Onduline Manufaktur Indonesia, Rama Krishnan menyampaikan kegiatan yang dilakukan di Desa Penunggul sangat bagus. "Kegiatan ini selaras dengan gerakan kami yang senantiasa mendukung masyarakat dan komunitas di seluruh dunia termasuk di Indonesia," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
Ratusan Hewan Ternak Warga Mati Disapu Awan Panas Gunung Semeru, Dampak Erupsi Makin Meluas
-
Profil Victor Hartono: Pewaris Djarum, Dicekal Negara Diduga Kasus Pajak
-
Dugaan Korupsi Miliaran Rupiah, Kejati DIY Geledah Kantor BUKP Tegalrejo Jogja
-
Fakta-fakta Gangguan MRT Kamis Pagi dan Update Penanganan Terkini
-
5 Mobil Bekas Pintu Geser Ramah Keluarga: Aman, Nyaman untuk Anak dan Lansia
Terkini
-
Khofifah Pantau Dampak Awan Panas Gunung Semeru: Statusnya Masih Awas!
-
Ratusan Hewan Ternak Warga Mati Disapu Awan Panas Gunung Semeru, Dampak Erupsi Makin Meluas
-
Awan Panas Gunung Semeru Rusak Puluhan Hektare Lahan Pertanian Sumberwuluh, Begini Kondisinya
-
2 Dusun Diterjang Awan Panas Semeru, Puluhan Rumah Rusak di Lumajang!
-
Nasib 178 Pendaki Semeru, Dievakuasi dari Ranu Kumbolo!