SuaraJatim.id - Gempa susulan masih terus terasa di wilayah Tuban dan sekitarnya. Paling baru gempa terjadi pada Selasa (26/3/2024) malam.
Dikutip dari akun X BMKG, gempa tersebut memiliki kekuatan magnitudo 4,1 dengan titik lokasi ada di 5.61 LS, 112.55 BT.
Pusat gempa berada di Laut 154 km Timur Laut Tuban dengan kedalaman 10 Km. Guncangan tersebut terasa dengan skala MMI (Modified Mercalli Intensity) kategori II hingga III di Pulau Bawean yang cukup dekat dengan titik episentrum gempa itu.
Rilis yang diterima SuaraJatim.id, hingga 26 Maret pukul 18.00 WIB sudah terjadi 303 kali gempa di perairan utara Tuban tersebut.
Sebelumnya, gempa terjadi di wilayah Tuban dengan magnitudo 5 pada Jumat (22/3/2024), sekitar pukul 11.22 WIB.
Pusat gempa saat itu berada di titik koordinat 5,74 Lintang Selatan (LS), 112,32 Bujur Timur (BT), dengan kedalaman 10 kilometer atau di laut pada jarak 132 kilometer dari Kota Tuban.
Sejak saat itu gempa susulan terus menerus terjadi. Namun itensitasnya mulai berkurang pada Selasa malam.
Gempa yang Tak Lazim
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menyebut gempa tersebut merupakan jenis gempa kerak dangkal. "Gempa kerak dangkal itu dipicu oleh aktivitas sesar aktif dengan mekanisme geser atau mendatar di Laut Jawa," katanya dikutip dari Antara, Minggu (24/3/2024).
Baca Juga: Jadwal Imsakiyah Tuban dan Sekitarnya 27 Maret 2024
Meskipun terjadi di laut, akan tetapi gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
Daryono menyebut, gempa yang terjadi di dekat Pulau Bawean, Gresik tersebut merupakan “gempa tidak lazim” karena terjadi di wilayah yang jarang terjadi gempa dangkal.
Selama ini, wilayah Laut Jawa lazimnya menjadi episenter gempa-gempa hiposenter dalam akibat deformasi slab Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah Lempeng Eurasia tepatnya di bawah Laut Jawa dengan kedalaman sekitar 500–600 km.
Guncangan gempa yang berpusat di zona Sesar Tua Pola Meratus tersebut membuktikan bahwa ternyata jalur sesar di Laut Jawa masih aktif sekaligus menjadi pengingat untuk waspada.
"Gempa dapat berulang dan terjadi kapan saja. Meskipun termasuk dalam zona kegempaan rendah, Laut Jawa utara Jawa Timur tetap memiliki potensi gempa karena secara geologi dan tektonik terdapat jalur Sesar Tua Pola Meratus," kata Daryono menambahkan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
21 Rumah Warga Situbundo Terendam Banjir, Diterjang Luapan Sungai Cora Menjangan
-
Rangkaian Livin' Fest Music di Surabaya Berakhir, Rayakan Harmoni Indonesia Nuansa Jawa Timur
-
Banjir Lahar Gunung Semeru Rusak Puluhan Rumah di Lumajang, Warga Diminta Mengungsi
-
130 Tahun BRI, Raden Bei Aria Wirjaatmadja Perintis UMKM dan Holding Ultra Mikro
-
Gubernur Khofifah Terima Penghargaan Katalis Talenta AI SMA/SMK dari ITS Surabaya