Scroll untuk membaca artikel
Baehaqi Almutoif
Selasa, 22 Oktober 2024 | 19:39 WIB
Ilustrasi anak hilang. [Ist]

SuaraJatim.id - Cerita menyedihkan dialami seorang siswi SD di Surabaya. Pelajar berusia 11 tahun tersebut didiagnosa terinfeksi HIV/AIDS.

Saat ini siswi tersebut dirawat di rumahnya. Badannya kurus dan lemah. Dia mengikuti sekolah rutin secara daring.

Ayah siswi, inisial D mengungkapkan, pertama kali tahu putrinya tersebut terinfeksi HIV/AIDS pada 10 Oktober 2023. Ketika itu mantan mertuanya mengantar sang bocah ke rumahnya di Gubeng.

D diketahui telah bercerai dengan istrinya. Mantannya tersebut juga mengindap HIV dan telah meninggal pada 2021 usai mendapat perawatan di RS Soewandi.

Baca Juga: Sok Jagoan! Remaja Surabaya Tawuran Antar-gangster: Mabuk Dulu Biar Pede

“Saya tahu kalau mantan istri terkena HIV, setelah berkunjung ke rumahnya. Dibilangi oleh suaminya yang baru kalau sekeluarga, istri, dan dua anaknya ini sudah dinyatakan positif terkena HIV oleh dokter. Termasuk buah hati saya,” ujarnya dikutip dari BeritaJatim--jaringan Suara.com, Selasa (22/10/2024).

Diduga, sang bocah mengidap HIV/AIDS tertular dari ibunya yang telah meninggal dunia.

Awalnya, kata D, putrinya tersebut sering batuk dan badannya kurus. Dia lalu membawa buah hatinya tersebut ke IGD Adi Husada.

Dokter melakukan perawatan intensif, dokter mengungkapkan kalau anaknya positif terpapar HIV.

“Semula dokternya menjelaskan bila batuk-batuk karena tubercolosis (TBC), yang dialami anaknya menjalar ke tubuhnya karena terinfeksi HIV. Tapi sebenarnya TBC-nya negatif,” katanya.

Baca Juga: Kantor Imigrasi Amankan Model Asal Rusia di Surabaya

Sang bocah kemudian dirujuk ke RSUD dr Soetomo. Di rumah sakit milik Pemprov Jatim itu, siswi SD tersbeut mendapat perawatan selama 16 hari.

Kondisinya pun berangsur membaik setelah itu dan diperbolehkan pulang. Tiga bulan kemudian berganti mendapat perawatan, untuk pengobatan TBC.

“Selama di rumah dikasih obat. Sekarang kondisi anak saya tak mau jalan lagi dan hanya terbaring di kasur lantai,” kata dia.

Load More