Scroll untuk membaca artikel
Baehaqi Almutoif
Senin, 11 November 2024 | 20:43 WIB
Jangan minum susu mentah yang baru diperas dari sapi, ini bahayanya. (Shutterstock)

SuaraJatim.id - Publik beberapa hari terakhir dihebohkan dengan aksi buang-buang susu sapi segar yang diduga terjadi di Pasuruan.

Salah satu pelaku koperasi Abednego Wahyu Adi Permana yang juga Manajer Pengepul Susu NSP membenarkan kejadian pembuangan susu segar tersebut.

Menurutnya itu terjadi di Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan. Dia menyebut, para peternak membuang susu tersebut salah satunya karena adanya pembatasan kuota oleh pabrik.

“Kami dibatasi kirim susunya hanya 40 ton sehari, sementara kami yang punya empat suplayer susu. Sehingga kami mengalami kerugian ratusan juta (rupiah) akibat ini,” kata Wahyu dilansir dari BeritaJatim--jaringan Suara.com, Senin (11/11/2024).

Baca Juga: Daftar Korban Kecelakaan Maut Tol Pasuruan-Probolinggo, Minibus Tabrak Belakang Truk

Wahyu mengalami kerugian akibat ada pembatasan kuota dari perusahaan susu. Biaya operasional jadi tidak tertutup.

Dia harus membayarkan gaji pegawai, belum lagi ditambah dengan ongkos untuk pakan ternak. Wahyu mengakui, dengan kuota yang diserap perusahaan susu saat ini tidak menutup ongkos produksi.

Pihaknya berharap pemerintah daerah agar memberikan kemudahan bagi para peternak sapi perah dalam menjual susunya.

“Kami harap pemerintah mendengar keluhan kami dan bisa menolong para peternak susu perah. Karena selama ini kita juga selalu menjaga kualitas susu menjadi yang terbaik,” katanya.

Kepala Desa Dawuan Sengon, Sugiyanto membenarkan jika pembuangan susu sapi tersebut di wilayahnya.

Baca Juga: Muncul Kampanye Ajakan Coblos Kotak Kosong, Pengamat: Tujuannya Harus Jelas

“Pada dasarnya para warga ini menginginkan harga susu sapi ini naik. Sebelumnya memang harga susu berkisar mulai dari Rp 7.000 hingga Rp 7.800 per liternya,” ungkap Sugiyanto.

Load More