Penelitian berjudul Efektivitas Fortifikasi Pangan dalam Meningkatkan Status Gizi Ibu dan Anak Indonesia yang diterbitkan di Jurnal Internasional Penelitian Lingkungan dan Kesehatan Masyarakat (IJERPH ) pada 2021 memaparkan, presentase anak dengan anemia alias kekurangan zat besi meningkat dari 10,4 persen pada 2013 menjadi 38,5 persen pada 2018.
Di terbaru Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 menunjukkan prevalensi stunting mencapai 21,6 persen. Sementara Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 mencatat 1 dari 3 anak Indonesia mengalami anemia.
Lalu anemia pada ibu hamil lebih tinggi lagi dari 37,1 persen di 2013 menjadi 48,9 persen di 2018. Tingginya anemia di Indonesia berkaitan dengan kurangnya asupan zat besi atau disebabkan infeksi penyakit yang membuat tubuh kehilangan zat besi. Kondisi kekurangan zat besi inilah yang jadi sebab utama anemia di Indonesia. Selain itu, kekurangan zat besi juga membuat tubuh kekurangan zinc (seng) yang menyebabkan stunting.
Berdasarkan kondisi inilah, Indonesia memerlukan pangan fortifikasi untuk bantu mencukupi kebutuhan dasar mikronutrien masyarakat Indonesia. Apalagi menurut Prof. Sulaeman, penerapan fortifikasi pangan merupakan cara yang murah dan efektif untuk bantu mencukupi kebutuhan dasar mikronutrien masyarakat Indonesia.
"Fortifikasi itu jalan yang paling murah dan cost (biaya) paling efektif dengan fortifikasi. Seperti yang kita ketahui garam biasa kalau tidak difortifikasi dengan yodium, kita kekurangan yodium, makanya difortifikasi dengan iodine kayak atom 53," papar Prof. Ahmad.
Fortifikasi yaitu penambahan zat, mineral dan vitamin dalam produk pangan yang sudah jadi. Contohnya garam yodium hingga susu fortifikasi yang ditambahkan zat besi, vitamin C, vitamin A dan sebagainya.
Dr. Ray mengatakan zat besi jadi salah satu mikronutrien yang paling mudah difortifikasi, salah satunya melalui susu pertumbuhan seperti SGM Eksplor. Apalagi format susu ini juga tetap berbentuk pangan yang dikonsumsi sehari-hari, sehingga mudah diserap tubuh anak dibanding suplemen.
“Idealnya zat gizi mikro masuk berbarengan dengan makanan. Kalau pada anak-anak zat besi itu sudah banyak penelitiannya paling gampang difortifikasi pada salah satunya susu pertumbuhan. Kenapa? Bioavailitas (jumlah yang diserap tubuh) tinggi banget. Jadi yang masuk lewat susu pertumbuhan, akan lebih banyak diserap tubuh daripada dibuang,” ungkap Dr. Ray.
Lelaki yang juga Pengajar Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu juga mengingatkan cara kerja zat gizi mikro atau mikronutrien cenderung keroyokan, sehingga jika ada satu saja zat yang kurang alias tidak lengkap maka penyerapannya di tubuh menjadi tidak maksimal.
Baca Juga: Cak Imin Sentil Wacana Impor Sapi Prabowo: Jangan Tiba-tiba Bikin Program yang Untungkan Importir
“Ini karena zat gizi mikro kerjanya barengan alias keroyokan. Contoh zat besi butuh vitamin C butuh vitamin A, juga ada zinc dan lain-lain. Lewat susu pertumbuhan, itu udah ada penelitian bahwa kalau vitamin C-nya ditambahin zat besi itu lebih bagus bioavailitasnya (penyerapannya) kendaraanya sudah jalan dengan baik, nempel dengan bagus di hemoglobin,” papar Dr. Ray.
Berita Terkait
-
Viral Staf Pelayanan MBG Sebut 3 Bulan Tidak Terima Gaji, Tuai Sorotan Warganet
-
BGN Sentil Timnas Indonesia Sering Kalah karena Kurang Gizi, 3 Pemain Tidak Kuat Main 90 Menit
-
Kepala BGN Sebut Gizi Tak Bagus Jadi Biang Kerok Timnas Kalah, Anggota DPR: Jangan Lebai
-
Kepala BGN Dadan Hindayana: Jangan Heran Kalau PSSI Sulit Buat Menang, Karena Gizinya Tidak Bagus
-
Kiat Menjaga Kesehatan Selama Perjalanan Mudik Menurut Dokter Spesialis Gizi
Terpopuler
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Marah ke Direksi Bank DKI, Pramono Minta Direktur IT Dipecat hingga Lapor ke Bareskrim
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Jawaban Menohok Anak Bungsu Ruben Onsu Kala Sarwendah Diserang di Siaran Langsung
Pilihan
-
Dari Lapangan ke Dapur: Welber Jardim Jatuh Cinta pada Masakan Nusantara
-
Dari Sukoharjo ke Amerika: Harapan Ekspor Rotan Dihantui Kebijakan Kontroversial Donald Trump
-
Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
-
Solusi Pinjaman Tanpa BI Checking, Ini 12 Pinjaman Online dan Bank Rekomendasi
-
Solusi Aktivasi Fitur MFA ASN Digital BKN, ASN dan PPPK Merapat!
Terkini
-
Ditunjuk Lagi Sebagai Pelatih Persik Kediri, Ini Catatan Statistik Divaldo Alves
-
DPRD Jatim Bongkar Rahasia Genjot Pertumbuhan Ekonomi
-
Massa Aksi Tolak UU TNI Surabaya: Ada Pasal-pasal yang Dapat Menyempitkan Masyarakat Sipil
-
Gubernur Khofifah di PKA II dan III BPSDM Jatim: Perkuat Kapasitas Pemimpin Birokrasi Adaptif
-
Kronologi Lengkap Kecelakaan Maut di Duduk Sampean Gresik: 7 Orang Meninggal Dunia