Scroll untuk membaca artikel
Baehaqi Almutoif
Sabtu, 10 Mei 2025 | 17:47 WIB
Keluarga korban saat menunjukkan berkas hasil laporan ke Polres Mojokerto.[SuaraJatim/Zen Arivin]

Informasi yang dihimpun menyebutkan, MA dan SM sempat berada di rumah RF di Desa Kedungmungal, Kecamatan Pungging. Keesokan harinya, Minggu (4/5/2025), keluarga mendatangi kediaman RF untuk mencari keberadaan MA.

Orang tua RF mengaku bahwa tas dan sepatu milik MA ditemukan di pinggir Sungai Brantas, dan telah diamankan di rumah mereka.

“Sejak saat itu mendapatkan kabar (penemuan tas dan sepatu) perasaan saya sudah tidak enak,” tegas Jamik.

Jamik pun mendatangi sekolah MA keesokan harinya tepatnya pada Senin (5/5) dan berbicara dengan guru. Dari pihak sekolah, ia mendapat kabar bahwa benar putranya terakhir terlihat bersama SM.

Baca Juga: Lagi Hamil, Pelaku Penipuan Modus Arisan Online Mojokerto Diamankan Polisi

“Saya disuruh pulang karena memang anak saya tidak ada. Saya masih menunggu jawaban dan kejelasan kemana sebenarnya anak saya pergi,” ungkapnya.

Sore harinya, kabar duka datang. MA ditemukan dalam kondisi tak bernyawa. Jamik menegaskan, ia tidak percaya anaknya meninggal karena tenggelam.

“Anakkku kalau misalnya jatuh ke sungai bisa berenang atau masih bisa minta pertolongan warga. Tapi kalau jatuhnya karena dimassa (dianiaya) ya tidak bisa,” katanya yakin.

Merasa ada yang janggal, pihak keluarga melapor ke Polres Mojokerto dan meminta penyelidikan atas dugaan tindak kekerasan.

“Saya berharap agar kasus ini dapat diusut tuntas dan pihak yang bertanggung jawab dapat diberikan hukuman yang setimpal. Saya tidak terima anak saya berangkat sekolah sehat wal afiat, tapi pulang jadi mayat. Saya berharap negara dapat memberikan keadilan bagi anak saya,” kata Jamik.

Baca Juga: Kebakaran Hanguskan Rumah di Belakang Pasar Dlanggu, Akses Sulit Hambat Pemadaman

Kecurigaan serupa juga disampaikan Diki Sukono, kakak kandung korban. Ia melihat luka lebam di tubuh MA saat jenazah diperiksa.

Load More