SuaraJatim.id - DPRD Jatim menyoroti masih tingginya angka kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Baru-baru ini, legislatif membentuk Panitia Khusus (Pansus) yang serius membahas hal tersebut.
Anggota DPRD Jawa Timur, Lilik Hendarwati mengatakan, soal kekerasan pada perempuan dan anak perlu ada perhatian dari pemerintah.
Sampai akhir tahun lalu, angka kekerasan terhadap perempuan dan anak terbilang cukup tinggi.
"Pada tahun 2024, terdapat 771 kasus kekerasan terhadap perempuan dan 1.103 kasus kekerasan terhadap anak. Terdapat kasus perkawinan anak sebanyak 8.753 dan kasus perceraian sebanyak 77.658,” ujarnya pada Kamis 26 Mei 2025.
Politikus PKS itu meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim untuk lebih serius dalam menekan angka tersebut. Dia menilai perlu ada perhatian lebih di dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah.
Lilik yang masuk dalam panitia khusus (pansus) Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Penyelenggaraan Pelindungan Perempuan dan Anak Jatim menyampaikan kenaikan jumlah kasus dalam beberapa tahun terakhir erat kaitannya dengan kondisi dan kualitas keluarga.
Dia lalu menyampaikan, ketimpangan kesetaraan gender serta lemahnya ketahanan keluarga yang menjadi dasar terbentuknya masyarakat sehat secara sosial.
"Oleh karena itu, Pansus merekomendasikan sejumlah langkah strategis kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur," kata Lilik.
Baca Juga: Camilan UMKM Tembus Pasar Dunia Berkat Dukungan BRI dan Casa Grata
Pertama, yang bisa dilakukan dengan menguatkan sosialisasi dan sinergitas secara hexahelix untuk meningkatkan kualitas dan ketahanan keluarga. Tujuannya, menekan kasus serta mencegah terjadinya perkawinan anak dan menurunkan angka perceraian.
Berikutnya, rekomendasinya ialah memasukkan program peningkatan kualitas dan ketahanan keluarga dimasukkan dalam Misi "Jatim Harmoni". Salah satunya dengan memasukkan Indeks Ketahanan Keluarga dalam program tersebut.
Hal ini dinilai relevan untuk mengukur dampak program terhadap kehidupan keluarga di Jawa Timur secara menyeluruh. Selain itu, bila ini dimasukkan diharapkan dapat menyasar akar permasalahan sosial di masyarakat.
Selanjutnya, pihaknya menyarankan agar pemerintah meningkatkan angka partisipasi sekolah untuk anak perempuan dengan program pendidikan gratis dan beasiswa. "Prioritas diberikan pada daerah dengan angka perkawinan anak yang tinggi," tegasnya.
Lalu, memberikan pelatihan keterampilan perempuan, terutama dalam bidang kewirausahaannya. Lilik mengusulkan pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) perempuan, termasuk akses permodalan, alat produksi, serta pemasaran digital.
Kelima, adanya program Revitalisasi Ketahanan Keluarga Jawa Timur yang berbasis data perceraian, pendidikan keluarga, dan dukungan psikososial untuk masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025 – 2029.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kata-kata Elkan Baggott Curhat ke Jordi Amat: Saat Ini Kan Saya...
- Kata-kata Ivar Jenner Usai Tak Dipanggil Patrick Kluivert ke Timnas Indonesia
- 3 Pemain Keturunan yang Menunggu Diperkenalkan PSSI usai Mauro Zijlstra
- Usai Kena OTT KPK, Beredar Foto Immanuel Ebenezer Terbaring Dengan Alat Bantu Medis
- Tangis Pecah di TV! Lisa Mariana Mohon Ampun ke Istri RK: Bu Cinta, Maaf, Lisa Juga Seorang Istri...
Pilihan
-
Persib Bandung Siap Hadapi PSIM, Bojan Hodak: Persiapan Kami Bagus
-
5 Fakta Kekalahan Memalukan Manchester City dari Spurs: Rekor 850 Gol Tottenham
-
Rapper Melly Mike Tiba di Riau, Siap Guncang Penutupan Pacu Jalur 2025
-
Hasil Super League: 10 Pemain Persija Jakarta Tahan Malut United 1-1 di JIS
-
7 Rekomendasi HP 2 Jutaan dengan Spesifikasi Premium Pilihan Terbaik Agustus 2025
Terkini
-
Kendalikan Inflasi & Tingkatkan Daya Beli Masyarakat, Gubernur Khofifah Gelar Pasar Murah di Sumenep
-
Survei ARCI Ungkap Harapan Warga Jatim Kepada Khofifah-Emil: Jalan Rusak Hingga SMA Tanpa Pungli
-
Tanggap Bencana, BRI Peduli Salurkan Bantuan Kepada Warga Terdampak Gempa Poso
-
Bansos Berujung Judi Online? DPRD Jatim Desak Sanksi Berat untuk Penerima Nakal
-
Dana Transfer Dipangkas, DPRD Jatim Beri Peringatan Keras