SuaraJatim.id - Nasib manusia memang tidak bisa ditebak, akan tetapi manusia hanya ditugaskan agar berusaha sekuat tenaga. Siapa sangka seorang yang berprofesi sebagai petugas kebersihan di lingkungan pemerintah kabupaten dan penjual cilok di pinggir jalan bisa menunaikan rukun islam yang kelima, yakni haji.
Harsono, mengaku keinginan untuk menunaikan ibadah haji tersebut sudah tertanam sejak tahun 1990, yang pada waktu itu masih berprofesi sebagai petugas kebersihan.
Hingga kemudian pada tahun berikutnya, Harsono juga merangkap pekerjaan sebagai tukang becak. Dan akhirnya berlabuh pada dua bidang pekerjaan, yakni sebagai pasukan kuning pemkab dan penjual cilok.
"Kalau saya nabung itu mulai tahun 90-an. Karena waktu itu sudah ada kemauan untuk naik haji. Kadang Rp 15 ribu, Rp 20 ribu , Rp 30 ribu per hari, enggak tentu nabungnya. Alhamdulillah pada tahun 2011 sudah dapat kursi. Dan akhirnya tahun 2019 ini sudah bisa berangkat. Berangkat sama istri," kata Harsono saat ditemui di rumahnya, Jalan Danau Toba Nomor 71, Jember, Jawa Timur, Kamis (11/7/2019).
Baca Juga:Kisah Nenek Maryani: Naik Haji karena Barang Rongsokan
Ia juga menambahkan, tabungannya itu berasal dari semua pekerjaan yang ia tekuni sejak tahun 1990. Oleh sebab itu, ia tak henti-hentinya mengucapkan kalimat syukur kepada sang pencipta. Karena perjuangannya untuk sampai pada titik ini, tidaklah mudah.
"Untuk masyarakat yang masih sehat dan kemampuan untuk mengais rezeki, jangan lupa sisihkan untuk naik haji. Karena haji itu sesuatu kemuliaan. Yakin, asalkan ada kemauan yang kuat. Insyallah bisa tercapai," kata dia.
Untuk diketahui, ternyata dari hasil dua pekerjaan yang dijalaninya tersebut, Harsono pelan-pelan menginvestasikan hartanya dengan membeli 2 apartemen, 2 Ha tanah, dan membuat 35 kamar kos-kosan. Dan kini harsono mempunyai lebih dari 3 rumah.
Kontributor : Agung Kurniawan
Baca Juga:Kumpulkan Uang Sejak 2004, Penarik Becak Ini Bisa Ajak Istri Naik Haji