Cerita Gereja dan Masjid Agung Malang 150 Tahun Memelihara Toleransi

GPIB Immanuel Malang berdiri berdampingan dengan Masjid Agung Jami' Kota Malang sejak ratusan tahun lalu

Bangun Santoso
Sabtu, 10 Agustus 2019 | 07:17 WIB
Cerita Gereja dan Masjid Agung Malang 150 Tahun Memelihara Toleransi
Penampakan Gereja GPIB Immanuel Kota Malang Jawa Timur yang berdampingan persis dengan Masjid Agung Jami Jalan Merdeka Barat. (Suara.com/Aziz)

SuaraJatim.id - Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) Immanuel Malang, Jawa Timur tetap menggelar misa atau ibadah meski berbarengan dengan Salat Idul Adha, Minggu 11 Agustus 2019 besok. Namun demikian, gereja yang bersebelahan persis dengan Masjid Agung Jami' Kota Malang ini memundurkan jadwal jika dibutuhkan.

Ketua Majelis Jemaat GPIB Immanuel Malang Jawa Timur Pendeta Richard Agung Sutjhajono mengatakan, pihaknya tetap menggelar ibadah rutin pukul 08.00 WIB. Hal itu dirasa tidak akan menggangu aktivitas jemaat karena Salat Idul Adha dijadwalkan pukul 06.00 WIB. Atau ada selisih dua jam.

"Kami tetap beribadah. Seandainya pun belum selesai Salat Idul Adha, jemaat tetap masuk gereja dan ibadah dimundurkan sampai Idul Adha selesai," kata Richard, Sabtu (10/8/2019).

Menurut dia, karena selisih dua jam, pihaknya meyakini tidak akan menggangu terhadap jadwal ibadah. Di mana tidak ada kata mengganggu dalam aktivitas peribadatan selama gereja berdiri berdampingan dengan masjid sejak ratusan tahun tersebut.

Baca Juga:Indahnya Toleransi, Umat Muslim Salat Jumat di Halaman Gereja

"Kami memahami ini bagian dari membangun toleransi. GPIB Immanuel yang sudah berusia 158 tahun, tepat 30 Juli 2019 lalu, sudah terbiasa berjumpa toleransi, terutama dengan Masjid Agung Jami," katanya.

Sementara takmir Masjid Agung Jami' Kota Malang juga telah berkomunikasi dan berkirim surat mengenai agenda ibadah tersebut. Sehingga, menurutnya, saling menghormati dan menghargai ibadah keagamaan bukan sesuatu hal yang asing.

"Bagi kami ini bukan sesuatu yang asing, sebab berbicara toleransi keagamaan sudah terbangun satu setengah abad lebih dengan masjid Agung Jami'. Kami terus menjaga toleransi dan selalu disuarakan dalam setiap mimbar," imbuh dia.

Kontributor : Aziz Ramadani

Baca Juga:Toleransi Beragama, Nama Masjid Ini Diganti Jadi Maria Bunda Yesus

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini