Nyaris Setiap Hari Mati Mendadak, Warga di Bali Kampanye Makan Babi Bareng

"Jumlah pastinya masih terus dilakukan pendataan, karena hampir tiap hari masih ada saja laporan babi mati di Marga," imbuhnya.

Agung Sandy Lesmana
Kamis, 13 Februari 2020 | 18:47 WIB
Nyaris Setiap Hari Mati Mendadak, Warga di Bali Kampanye Makan Babi Bareng
Ilustrasi babi. (PIxabay/Roy Buri)

"Jadi kami adakan makan bersama supaya mengedukasi masyarakat tidak usah ragu," katanya.

Sementara itu, I Putu Suarka peternak dari Banjar Cau Belayu meminta agar jajaran pemerintah di kecamatan Marga memasang jaring di jembatan Cau Belayu-Sangeh, untuk mengantisipasi adanya pembuangan limbah babi mati maupun sampah ke lokasi tersebut.

"Karena sudah 80 persen ternak di Desa Cau Belayu mati, jadi kami minta tolong agar jembatan tersebut bisa diberikan jaring," terangnya.

Lalu, Putu Setiawan peternak asal Desa Tegal Jadi menilai dinas pertanian terkesan lamban menangani kasus ini. Sebab kasus pertama kali muncul bulan Desember di Desa Jegu Penebel kemudian menyebar sampai bulan Februari ke sejumlah kecamatan.

Baca Juga:Ini Kata DP3 Sleman Soal Risiko penyebaran Flu Babi Afrika ke Manusia

"Jadi ini kasus seakan dibiarkan. Tindakan riil tidak ada untuk pencegahan. Apa yang dilakukan untuk menangkal virus ini agar tidak masuk, bahkan pemberian disinfektan juga terkesan terlambat apalagi stok dikatakan habis," keluhnya.

Terkait hal tersebut Wakil Puskeswan I Tabanan yang mewilayahi tiga kecamatan Penebel, Marga, Baturiti drh I Wayan Dana mengatakan saat ini memang belum ada obat untuk menangani kasus babi mati, lantaran virus.

Dan memang saat awal muncul kasus, pihak lebih fokus di Penebel, namun sejak pertengahan Januari sudah melakukan sosialiasi menyasar kecamatan Marga dan Baturiti.

"Disinfektan memang sekarang terbatas, namun dinas terkait sudah mengajukan," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini