Ngontel ke Surabaya, 70 Warga Banyuwangi Desak Khofifah Cabut Izin Tambang

Rute yang ditempuh 70 warga tersebut mulai Banyuwangi-Jember-Lumajang-Probolinggo-Pasuruan-Sidoarjo dan berakhir di Surabaya, pada 19 Februari 2020 mendatang.

Chandra Iswinarno
Minggu, 16 Februari 2020 | 22:54 WIB
Ngontel ke Surabaya, 70 Warga Banyuwangi Desak Khofifah Cabut Izin Tambang
Sekitar 70 warga Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi bersiap menuju Surabaya, Minggu 16 Februari 2020. [Jatimnet.com]

“Kami mengundang acara Petik Laut tidak pernah datang. Beda kalau yang mengundang perusahaan,” katanya.

Sementara itu, seorang aktivis yang menyertai warga Usman A Hilmy mengatakan, penambangan emas akan diperluas hingga Gunung Salakan. Padahal, lokasi Gunung Salakan tak jauh dari Tumpang Pitu yang bakal dikelola DSI, selaku anak perusahaan BSI.

“Kami mendesak IUP untuk Gunung Salakan tidak diterbiatkan dan meminta gubernur mencabut IUP Tumpang Pitu,” ujar Usman.

Usman menyebut dua perusahaan tambang tersebut adalah milik PT Merdeka Copper Gold Tbk. Perusahaan yang telah mengeksplorasi tambang sejak 2012 di lima desa sehingga mengakibatkan empat ribu warga terdampak area konsesi.

Baca Juga:Cerita dari Tenda Warga Sumberagung yang Bersama Melindungi Gunung Salakan

Berdasarkan situs resminya, jajaran komisaris diisi Edwin Soeryadjaya, Garibaldi Thohir dan politikus Gerindra Dhohir Farisi. Dhohir Farisi menjadi komisaris menggantikan istrinya, Yenny Wahid yang juga putri Presiden RI keempat Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Sementara, salah satu pemilik saham perusahaan ini dimiliki Grup Saratoga yang didirikan Sandiaga Uno. Selain itu terdapat Provident dan Garibaldi Thohir.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini