Murid-murid dari Surabaya juga memiliki akun yang dibuatkan melalui sekolahnya masing-masing. Sementara bagi yang tak memiliki akun, maka siswa tersebut wajib mengumpulkan jawaban mereka seminggu sekali.
"Bagi yang tidak memiliki akun dengan tugas melalui daring, maka dia harus mengumpulkan seminggu sekali," ujarnya.
Ia mengajak para wali murid yang berada di Surabaya untuk mengecek lebih dahulu dan mendampingi anaknya, saat belajar maupun mengerjakan tugas daring.
"Yang perlu disampaikan disini, bahwa orang tua untuk bisa waspada. Bahwa terkait tugas ataupun alamat website yang digunakan pelajaran daring, itu pasti diakhiri seperti tadi. Kalau melihat informasi yang beredar itu namanya berakhiran dotcom kan, itu sudah bukan (milik) Pemkot Surabaya," ungkapnya.
Baca Juga:Zona Kuning, Kulon Progo Tetap Terapkan Pembelajaran Daring
Adanya kasus ini, Pemkot yang memiliki tim IT akan melacak perbuatan orang yang tidak bertanggung jawab tersebut.
"Jika ada Web lain, maka itu tindakan dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab, sementara ini Pemkot Surabaya melakukan investigasi, sebenarnya siapa-siapa yang melakukan tindakan yang tak bertanggung jawab. Berdasarkan informasi dari tim IT Pemkot Surabaya, itu bukan di Surabaya," tandasnya.
Dalam video tersebut, menampilkan tangan seseorang, yang mengoperasikan laman gurubp.com,yang dilatar belakangi suara seorang perempuan.
Dalam video tersebut, perempuan ini membuka laman terbalik, dari bawah ke atas.
"Contoh benda cair tadi ya, ini alat-alat dan bahan yang digunakan, benda padat adalah. Ini tugasnya, apakah benda padat itu? Apa saja yang membuat juice? Berilah 2 contoh benda cair dan gas?" suara tersebut terdengar.
Baca Juga:Sekolah Boleh Buka Pembelajaran Tatap Muka, Khusus di Zona Kuning dan Hijau
"Kalau yang ini kelas 1, aahhhh astagfirullah, astagfirullah, astagfirullah, kalau anak-anak ini melihat bagaimana ya? Hemmmm... Wis tutup-tutup."