SuaraJatim.id - Hidup bahagia bersama keluarga tercinta di ujung usia tentu diidamkan semua manusia. Namun bagi Nenek Samini, keinginan itu harus dikubur dalam-dalam.
Bagaimana tidak, di usianya yang ke 80 tahun, warga Desa Tenaru, Driyorejo Gresik ini hidup sebatang kara tanpa sanak saudara. Penderitanya kian lengkap, selain hidup sendiri, Samini juga berjuang melawan penyakit diabetes nya.
Penyakit gula itu pula yang lambat laun menggerogoti kaki kirinya. Hampir setiap hari hidupnya dihabisakan di atas kasur. Diabetes membuat kakinya lumpuh.
Kehidupan Samini sebenarnya pernah baik-baik saja, sebelum Josari suaminya meninggal dunia. Bahkan banyak warga meyaksikan jika pasangan lansia ini sangat gigih bekerja. Keduanya pantang mengharapkan bantuan dari orang lain selagi rezeki masih bisa dicari.
Baca Juga:Remaja Gresik Jalankan Bisnis Prostitusi Ala Warkop, Honor PSK Rp 50 Ribu
Sebelumnya untuk bertahan hidup, Samini dan Josari memilih berjulan es keliling kampung. Pekerjaan itu dilalui bersama hingga keduanya terkena penyakit kronis.
Sebenarnya sejak Josari sakit, Samini masih bertahan mencari nafkah. Ia berjualan es dan goregan menggantikan suaminya. Namun hal itu tidak berselang lama, karena Samini juga menyusul terserang penyakit.
Saat itu lah keduanya berhenti bekerja. Sampai akhirnya Josari meninggal pada Juni 2020 lalu dan Samini hidup sendiri di dalam rumah peninggalan suaminya. Perempuan tua itu hidup sebatang kara, tidak ada sanak keluarga. Samini dan Josari selama menikah juga tidak dikaruniai anak.
Kini sepeninggal suaminya, hidup Samini hanya mengharapkan belas kasih tetangga. Diabetes yang dideritanya membuat Samini tidak bisa mandiri.
Sebenarnya Samini masih punya keluarga jauh yang setiap hari mengirim makanan. Tapi sayangnya jarak antara rumahnya jauh.
Baca Juga:Kakek Sebatang Kara di Gresik Tewas Tanpa Baju di Kosan, Tubuh Membiru
"Kalau makanan pasti tersedia. Tetangga biasanya mengirimkan makanan ke Nenek Samini. Kadang ada juga yang memberi uang," kata Kasun Tenaru, Nur Alim, saat ditemui SuaraJatim.id pada Kamis (15/10/2020).
Menurut Alim, pemerintah desa (Pemdes) Tenaru sudah berupaya memberikan perhatian dan membantu Nenek Samini. Termasuk memberi bantuan langsung tunai (BLT) selama pandemi Covid-19 berlangsung. Jadi dia membantah jika pemerintahannya tidak memberikan bantuan kepada lansia itu.
"Dapat kok bantuannya, setiap bulan ada yang ambil saudaranya. Bantuan Rp 600 ribu tiga kali dan bantaun Rp 300 ribu empat kali. Bahkan kami juga prioritaskan kalau ada bantuan dari pemerintah pusat," katanya.
Alim sendiri mengaku sangat prihatin dengan kondisi Samini. Ia juga pernah mengusulkan ke kepala desa agar nenek tersebut dipindahkan ke panti jumpo.
Alasanya biar ada yang mengurusi semua kebutuhannya setiap hari. Mengingat dirinya saat ini hanya tinggal seorang diri di dalam rumahnya.
"Tapi ya ditolak sama Nenek Samini. Karena merasa masih punya tempat tinggal. Jadi kami di pemerintahan desa juga tidak bisa memaksa kehendaknya," katanya.
Kontributor : Amin Alamsyah