SuaraJatim.id - Menggambar atau melukis wajah Nabi Muhammad dilarang oleh ajaran Islam. Kenepa demikian? Berikut penjelasan tokoh intelektual Islam sekaligus pendiri Pusat Studi Al Quran (PSQ), Quraish Shihab.
Quraish Shihab mengatakan, membuat gambar wajah Nabi Muhammad adalah perbuatan yang dilarang. Sebab, bisa memicu sejumlah bahaya.
Salah satunya, kata dia, bisa memunculkan pengultusan dan pemujaan terhadap Nabi Muhammad. Padahal, nabi sendiri tidak pernah menghendaki hal tersebut. Maka, menggambar wajah atau ciri fisiknya sama sekali tak disarankan.
”Karena dikhawatirkan akan memunculkan pengultusan dan pemujaan terhadap Nabi Muhammad SAW. Selain itu, visualisasi figur Rasulullah SAW, dikhawatirkan tidak akan mempu menggambarkan pribadi dan figur Rasulullah yang sesungguhnya,” ujar Quraish Shihab dilansir dari Hops.id, Minggu 8/11/ 2020.
Baca Juga:Massa di Riau Gelar Unjuk Rasa Kecam Presiden Prancis
Quraish mengatakan, saat wajah Nabi Muhammad digambarkan di suatu obyek gambar, misalnya kertas, maka ada potensi terjadinya pelecehan. Misalnya, kertas tersebut jatuh ke tanah, lalu tanpa sadar diinjak-injak sejumlah orang yang kebetulan sedang melintas.
Bukan hanya itu, seandainya wajah Nabi Muhammad versi gambar mulai dipercaya sebagai wajah dia sesungguhnya, timbul satu bahaya lain.
Quraish mencontohkan, bakal banyak sutradara yang hendak memfilmkan perjalanan nabi dan mencari pemeran dengan merujuk atau berpatokan pada wajah rekaan tersebut.
“Itu dasarnya. Karena bayangkan kalau digambar bisa jadi gambarnya lantas tersebar, mudah diinjak-injak orang. Bisa jadi gambar itu tidak sesuai benar dengan apa yang sebenarnya,” terangnya.
“Karena itu, bisa jadi kalau difilmkan orang yang memerankan figur Nabi dalam film kemudian melakukan hal-hal yang tidak sesuai perilaku Rasulullah SAW. Maka untuk menghindari itu semuanya, lantas dilarang gambar itu,” sambung Quraish Shihab.
Baca Juga:Habib Rizieq Turun Kelas Jadi Presiden, PA 212: Dia Imam Umat Islam Dunia
Quraish menyebut, menggambar Nabi Muhammad dalam rupa dan wujud terbaik saja dilarang, apalagi membuatnya seakan-akan buruk, seperti yang terjadi di Prancis melalui majalah satire Charlie Hebdo.
- 1
- 2