Mantan Antlet Sepeda, Kakek Tarwi Gowes Surabaya-Jakarta di Usia Sepuh

Pensiunan PNS Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya ini tampak bahagia setelah mendapatkan penghargaan dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur.

Muhammad Taufiq
Rabu, 11 November 2020 | 09:16 WIB
Mantan Antlet Sepeda, Kakek Tarwi Gowes Surabaya-Jakarta di Usia Sepuh
Kakek Tarwi setelah menyelesaikan gowesnya dari Surabaya-Jakarta (Suara.com/Dimas Angga)

SuaraJatim.id - Tarwi sudah sepuh. Mantan atlet sepeda itu kini umurnya kepala tujuh, tepatnya 73 tahun, sudah kakek-kakek. Namun semangatnya luar biasa. Untuk melawan Corona, Ia bersepeda Surabaya-Jakarta sejauh 1100 kilometer.

Pensiunan PNS Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya ini tampak bahagia setelah mendapatkan penghargaan dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur, tepat peringatan Hari Pahlawan, 10 November.

Matanya tampak berkaca-kaca setelah menerima penghargaan dari Ketua Umum KONI Jatim, Erlangga Satriagung. Bahkan kebanggaan kali ini memotivasinya semakin rajin melatih para pesepeda junior bimbingannya.

Tak hanya itu, Tarwi juga melawan usia senjanya. Ngaspal dengan sepeda dari Surabaya sampai Jakarta yang dibagi menjadi 8 etape, dengan rentang waktu dari tanggal 17-26 September 2020 lalu.

Baca Juga:Monyet Masuk SMPN 4 Surabaya, Sempat Duduki Ruang Guru

Di etape pertama, Tarwi menggenjot sepeda carbon time trialnya dari Surabaya-Rembang dengan jarak 210 KM. Dilanjutkan etape kedua Rembang-Semarang 138 KM, dan etape 3 Semarang-Solo 120 KM, serta melakukan rest day di Jogjakarta.

Tarwi kembali melanjutkan etape 4 Jogja-Purwokerto 170 KM, etape 5 Purwokerto-Cirebon 147 KM, etape 6 Cirebon-Bandung 136 KM, dan rest day di Kota Kembang tersebut.

Tak menghentikan niatnya sampai Jakarta, Tarwi kembali mengayuh sepedanya di etape 7 Bandung-Sukabumi 95 KM, dan diakhiri di etape 8 Sukabumi-Jakarta dengan jarak 115 KM.

Tarwi melahap 1.100 KM hanya dengan memakan 9 hari saja. Meski begitu, dia juga mengalami kendala, terlebih di etape 5 Purwokerto-Cirebon.

"Purwokerto - Cirebon ada kendala, karena ada truk rusak di tengah jalan. Jadi saya harus angkat sepeda, nuntun sepeda, cuaca panas, etape ke-5," kata Tarwi.

Baca Juga:Seno, Putra Tokoh PDIP Soetjipto Membelot: Saya Sekeluarga Dukung Machfud

"Dari Cirebon mestinya tidak rest, rest nya seharusnya di Bandung, akhirnya rest satu hari di Cirebon," tambahnya.

Tak hanya mendapat kendala, Tarwi juga mendapatkan pengalaman unik saat dirinya tiba di Paris Van Java. Ia sempat dijemput oleh para atlet sepeda dan diajak adu speed.

Pemberian penghargaan yang diserahkan KONI Jatim cukup beralasan karena Tarwi sendiri selain mantan atlet bersepeda juga pernah melatih Puslatda Jatim sejak 1969, dan resmi berserfitikat pelatih pada 1975.

"Melatih tim Jatim sejak PON 7, turun juga sebagai atlet. Saya berserfitikat pelatih mulai tahun 1975, tapi mulai tahun 1969, saya sudah melatih atlet. Tapi karena pelatihnya saat itu kurang berpengalaman, sehingga saya ikut melatih. Kalau enggak salah waktu PON 7 pelatihnya Herman van Kempen dari Belanda, kemudian PON 8 juga ikut melatih, kebetulan pelatihnya Pak Safari. PON 7, 8, 9, dan 10" ungkap Tarwi.

Tak hanya sebagai pelatih Puslatda, Tarwi juga melatih Tim Nasional Indonesia bersepeda pada tahun 1997 di SEA Games, dan melatih tim profesional Custom Cycling Jakarta hingga dirinya digantikan oleh Sama'i.

Kontributor : Dimas Angga Perkasa

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini