Ternyata Kader Senior PDIP yang Dipecat Karena Mbelot Itu Mat Mochtar

"Saya tetap tegak lurus di PDI Perjuangan. Dipecat ya terserah yang penting gak dipecat Allah dan masyarakat Surabaya," kata Mat Mochtar.

Muhammad Taufiq
Jum'at, 20 November 2020 | 13:25 WIB
Ternyata Kader Senior PDIP yang Dipecat Karena Mbelot Itu Mat Mochtar
Mat Mochtar setelah dipecat oleh PDIP Surabaya (Suara.com/Arry Saputra)

"Track record, katanya Eri anak muda. Contoh, amblesnya Gubeng itu salah Eri. Banyak gedung cagar budaya jadi hotel, itu kelakuan Eri. Tempat pidato bung Tomo diratakan dijadikan tempat parkir," katanya.

"Pantas seperti itu? Saya sebagai warga Surabaya sangat menolak. Tunjukkan bahwa rakyat Surabaya ingin perubahan yang lebih manusiawi," katanya.

Sementara itu, soal tudingan Machfud-Mujiaman disebut-sebut sebagai pemecah belah PDI Perjuangan, dibantah oleh Mat Mochtar. Ia menegaskan tak ada satupun dari pihak paslon nomor urut 02 melakukan hal itu.

Justru, kata dia, dukungan itu muncul atas inisiatifnya sendiri karena kekecewaan rekom yang diberikan ke Eri-Armuji, bukan kepada Whisnu Sakti Buana.

Baca Juga:Tim Machfud-Mujiaman Bantah Kampanye Pakai Bantuan BNPB: Tak Masuk Akal..!

"Memecah belah itu hanya ketakutan mereka (pengusung Er-Ji). Saya yang merapat sendiri ke Pak Machfud untuk memberikan dukungan, bukan Pak Machfud datang minta dukungan ke kami," ujarnya.

Ia menuding bahwa yang memecah belah PDIP justru Risma. Hal itu dibuktikan Mochtar dengan menyebut bahwa wali kota Surabaya itu tak menghargai Almarhum Soetjipto dan Bambang DH serta Megawati.

"Saya tidak melawan PDIP, saya melawan arogansi. Contohnya saat ada caleg dari PDIP, dari Eri sendiri, fotonya cuma Bu Risma. Foto Bu Mega, Bung Karno enggak ada. Padahal itu kebanggaan PDIP. Hal-hal seperti ini dilawan. Jangan dikaburkan," tegasnya.

Dengan pemecatan tak membuat Mochtar takut. Justru ia berharap kepada seluruh kader PDIP untuk tak pernah ragu ketika berjuang untuk kebenaran.

"Harapan saya pada seluruh kader, jangan pernah ragu ketika berjuang untuk kebenaran. Jangankan dipecat, dibunuh pun saya juga tetap tidak takut. Ini kebenaran," katanya.

Baca Juga:Bawaslu Selidiki Dugaan Bantuan BNPB Dipakai Kampanye Paslon di Surabaya

Di kesempatan sama, Ketua Banteng Ketaton Surabaya, Herlambang juga menyayangkan pernyataan Djarot yang menyebut bahwa MAJU melakukan politik devide et impera ala kolonialisme Belanda.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini