SuaraJatim.id - Penampilan Juventus agaknya masih angin-anginan dalam dua pekan terakhir. Setelah pekan ke-17 lalu si Nyonya Tua mencukur Sassuolo dengan skor 3-1, pekan selanjutnya Juventus keok dari Inter Milan dengan sekor 0-2.
Andrea Pirlo, arsitek Juventus menilai penampilan para pemainnya buruk saat dipecundangi Inter Milan pada laga Senin (18/01/2021) dini hari tadi. Penampilan anak asuhannya jauh dari performa apik dua pekan sebelumnya.
Dalam pertandingan dini hari tadi, Bianconerri hampir tidak pernah mengancam gawang Inter sepanjang pertandingan. Bahkan Pirlo menilai beruntung timnya tidak kebobolan banyak gol dalam pertandingan ini.
Lautaro Martinez memiliki beberapa peluang untuk memperbesar keunggulan, namun ia tidak mampu memaksimalkannya. Di sisi Juve, satu-satunya peluang bagus didapat oleh Federico Chiesa pada menit-menit terakhir pertandingan.
Baca Juga:Tanpa Ampun, Inter Milan Hajar Juventus 2-0
"Kami memiliki sikap yang keliru sejak awal, dan ketika Anda tidak memiliki determinasi untuk memenangi duel-duel, itu menjadi sulit," kata Pirlo seperti dikutip dari Sky Sport Italia, Senin (18/01/2021).
"Kami tidak masuk ke lapangan, kami gugup, mencemaskan permainan menyerang Inter, maka dalam benak kami, kami hanya fokus pada bertahan dan tidak sangat agresif. Kami membiarkan Inter mengambil inisiatif dan mereka sangat efektif dalam situasi seperti itu," tambahnya, seperti dikutip dari Antara.
"Ini adalah kekalahan yang buruk, kami tidak bisa bermain lebih buruk lagi dari ini, dan ini tidak diharapkan. Namun kami harus mengangkat kepala dan bersiap untuk Rabu dan pertandingan Piala Super melawan Napoli," tegas mantan gelandang kreatif itu.
Juve kini baru mengumpulkan 33 poin, tertinggal tujuh poin dari Inter, namun masih memiliki satu pertandingan yang belum dimainkan kontra Napoli.
Meski menyakitkan, Pirlo yakin kekalahan dari Inter tidak akan mengurangi ambisi dan determinasi mereka dalam persaingan perebutan gelar juara liga.
Baca Juga:Hasil Atalanta Vs Genoa Berakhir Imbang 0-0
"Ambisi kami tetap sama. Ini merupakan tergelincir melawan tim yang kuat, hal-hal seperti ini dapat terjadi, namun saya kecewa dengan sikap (para pemain). Tim seperti Juve harus datang dengan kepercayaan diri dan ambisi yang tinggi, hasrat untuk mengambil inisiatif dan mengendalikan permainan ke arah tertentu, namun kami terlalu pengecut," paparnya.
Pirlo berjiwa besar untuk memikul tanggung jawab sebagai pelatih tim yang kalah.
"Pelatih selalu menjadi yang pertama disalahkan, sebab jika tim tidak melakukan apa yang kami rencanakan, itu berarti kami tidak memahami rencananya," ujarnya.