SuaraJatim.id - Enam tahun sudah Surabaya Carnival Nigh Market (SCNM) menghibur warga Surabaya dan sekitarnya. Kini wisata alternatif yang pernah ngehits di zamannya itu harus dibongkar sebab gulung tikar.
SCNM terpaksa tutup lantaran kondisinya mulai sepi dan beberap wahana bermainnya dipindahkan. Apalagi dengan kondisi pandemi Covid-19 membuat sektor pariwisata gulung tikar.
Surabaya Carnival merupakan tempat wisata alternatif bagi keluarga ketika berlibur di Surabaya. Lampu-lampu warna-warni ketika malam hari memanjakan mata pengunjung kini sudah tiada.
Berbagai atraksi dan wahana yang bisa dimainkan dari kalangan anak-anak hingga dewasa di tempat ini satu per satu juga mulai hilang. Kini hanya meninggalkan kenangan bagi warga Kota Surabaya.
Baca Juga:BMKG Ingatkan Potensi Banjir Rob Pesisir Surabaya Akhir Januari Ini
Lahan seluas 14 hektare ini hanya dipenuhi tumpukan reruntuhan bangunan. Sewa selama 20 tahun juga harus berhenti di awal 2021. Terlihat penjaga dan kendaraan besar keluar masuk mengangkuti material dan para pekerja yang membongkar beberapa bagian wahana.
Mantan Staf Entertain SCNM Andre Yanuar mengingat kenangan lamanya bersama kawan-kawan seperjuangannya ketika SCNM masih hidup.
"Banyak kenangan di dalamnya, saya jadi ingat bagaimana menyusun konsep pertunjukan untuk menghibur orang-orang," katanya, Selasa (26/1/2021).
Andre pun mengaku sedih dengan pensiunnya tempat wisata yang sempat menjadi icon Surabaya ini. Banyak kenangan dan mimpi yang ikut terkubur bersama kemeriahan panggung, kostum, make up, dan teriakan pengunjung ketika bermain di wahana.
Sayangnya SCNM tak akan tumbuh lagi, di Tahun 2020 lalu tempat wisata ini sudah macet. Sejak Maret tepatnya di tahun lalu sudah tak beroperasi.
Baca Juga:Driver Ojek Online Surabaya Kena Tusuk Setelah Duel Dengan Begal Semalam
"Tidak beroprasi sejak Maret 2020, beberapa wahana juga telah di pindahkan ke Jatim Park 3. Tidak ada SCNM lagi karena sudah dipindahkan semua," ungkap penjaga SCNM, Agus Susanto.
Disela-sela pembongkaran, warga sekitar sempat berhenti memarkirkan motornya untuk menyempatkan diri melihat kondisi terkini tempat wisata di ujung Kota Surabaya ini.
Salah satu warga Jalan Siwalankerto Surabaya, Yuni bersama ketiga anaknya tengah memandangi sisa-sisa reruntuhan di lokasi untuk sekedar bernostalgia. Ia membayangkan bagaimana serunya ketika bersama keluarganya menikmati tempat wisata ini.
"Pingin lihat-lihat saja mas sambil ngajak anak-anak saya. Dulu pernah kesini sebanyak tiga kali. Jadi keingat dulu kalau malam bagus suasananya banyak lampu-lampu," kata Yuni ditemui di lokasi.
Yuni mengaku menyayangkan apabila SCNM tutup. Meski di rasa mahal, menurutnya SCNM bisa menjadi tempat liburan alternatif bagi warga Surabaya.
"Sebenarnya sangat sayang sekali kalau ini ditutup. Saya juga kadang kesini. Kan ini dekat dengan rumah. Jadi kalau liburan ndak perlu jauh-jauh harus ke Malang atau kemana keluar kota lainnya," ucapnya.
Tiket masuk yang dirasa mahal, kata Yuni, membuat wisata ini hanya bisa dinikamti oleh kalangan menengah ke atas. Hal itu lah yang menurutnya membuat tempat ini semakin sepi.
"Mahal ini mas tiketnya, Rp 50-60 ribuan. Makanya saya gak sering-sering banget ke sini. Itu sudah dapat beberapa wahana, tapi ya tetap saja menurut saya mahal," katanya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Diah yang kebetulan bersama dua kawannya tengah melihat kondisi SCNM terkini. Menurutnya SCNM sepi peminat lantaran tiketnya yang kurang terjangkau.
“Mahal sih mas kalau menurut saya, kayaknya itu yang membuat sepi pengunjung juga.
Mereka bertiga pun sempat memanfaatkan momen ini untuk berswafoto dengan latar belakang pembongkaran SCNM.
"Gak apa-apa bagus biar bisa jadi sejarah meskipun sudah dibongkar," ucap Diah sembari tertawa.
Diah juga mengaku sangat menyayangkan apabila tempat wisata yang didalamnya banyak wahana bermain ini harus tutup. Karena tempat wisata seperti ini jarang ada di kota besar seperti Surabaya.
"Ya sayang banget mas, TRS aja udah ditutup. Itu malah murah tiketnya. Dulu pas SD bisa masuk gratis hanya nunjukin rapor yang dapat rangking. Sekarang SCNM tutup nggak ada wisata yang dekat," katanya memungkasi.
Kontributor : Arry Saputra