Ia mengaku, pemasukan Cafe Campuz sebenarnya cukup menggiurkan. Sebelum pandemi, cafe itu menghasilkan keuntungan sampai 2 juta rupiah per hari. Pada malam minggu, pemasukan bisa sampai 5 juta rupiah.
Lalu dengan pemasukan sebesar itu di Blitar, kenapa harus dijual?
"Justru kalau ramai, nanti yang beli nggak ragu mas. Kalau sepi terus dijual malah nggak ada yang beli. Ya kan?" tuturnya.
Susan mengaku cafe itu sebenarnya sudah dijual sejak 2020 lalu. Proses penjualannya dari mulut ke mulut. Soal bonus istri, ia ingin ada seorang pria yang mendampingi dirinya.
Susan sendiri termasuk pribadi yang humble. Juga ramah. Selama ini, proses pengelolaan cafe hanya dia sendiri yang menanggung.
Baca Juga:Susan, Penjual Kafe Bonus Istri di Blitar Mulai Dilirik Calon Pembeli
"Ya itu tadi. Mungkin karena sudah capek ya mikir yang segitu banyak. Anak saya juga ngirim uang. Soal cafe ini saya lho juga minta pertimbangan anak saya," jelasnya.
Sejauh ini, kata Susan, sudah banyak yang menghubungi dirinya terkait cafe bonus istri yang dia tawarkan. Calon pembelinya bermacam-macam.
Ada duda, perjaka, pengusaha tambang, hingga pengusaha muda yang usianya 28 tahun atau tujuh tahun di bawah umurnya. Menurut Susan, ada sebagian pembeli yang mulai membangun kedekatan dengan dirinya.
"Saya welcome mas. Yang penting datang aja dulu. Lihat-lihat dulu. Kita kenalan dulu. Habis itu bisa dibicarakan," kata Susan.
Beberapa penelvon yang menanyakan itu sudah banyak. Ada yang dari Surabaya, Solo hingga luar pulau seperti Kalimantan.
Dia menambahkan, pria idamannya adalah lelaki yang bertanggung jawab. Pembeli juga bisa memilih. Bisa paket cafe dan istri, atau hanya memilih asetnya saja.
Baca Juga:Kisah Susan, Ibu Tunggal Jual Kafe Rp 2,9 Miliar Bonus Dirinya Jadi Istri
"Kalau ingin sepaket (cafe bonus istri) boleh. Kalau ingin asetnya saja juga boleh kok mas. Yang penting datang aja dulu," ujarnya.