"Upaya dari pemerintah desa, yang pertama, melakukan pembatasan di sebagian wilayah, dan untuk keluar masuk desa kita terapkan satu pintu. Lalu kemarin juga sudah dilakukan penyemprotan atau fogging," jelasnya.
Kendati demikian, saat Lockdown dilakukan, warga masih bisa melakukan aktifitas kerja seperti biasanya, selama tidak melanggar ketentuan waktu yang telah ditentukan.
Lonjakan kasus di desa ini bermula saat ada sejumlah warga setempat yang sempat menjadi pengiring pengantin. Ia lalu jatuh sakit dan dinyatakan terpapar Covid-19 berdasarkan tes. Diketahui, Pada Mei lalu, ada dua rombongan iringan pengantin menuju Bojonegoro dan Sidoarjo, Jawa Timur.
Di akhir wawancaranya, Kepala Desa berharap, masyarakat dapat lebih disiplin menerapkan protokol kesehatan dan turut berpartisipasi dalam memutus mata rantai penularan Covid-19.
Baca Juga:Covid-19 di Kabupaten Lamongan Menggila! Satu Desa Lockdown, Tujuh Warga Meninggal
Ia juga mengingatkan agar masyarakat selalu mengingat, memperhatikan dan menjalankan prinsip 3M yaitu memakai masker dengan benar, menjaga jarak aman 1,5-2 meter, dan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara rutin.
"Semoga dengan bertambah hari, masyarakat desa lebih mematuhi aturan. Agar kasus covid 19 ini tidak semakin parah," harapnya.
Terpisah bupati Yuhronur Efendi Bupati Lamongan mengatakan, lonjakan kasus positif Covid-19 di Desa Sidodowo menjadi pelajaran bagi seluruh masyarakat Lamongan. "Ini menjadi pelajaran bagi seluruh warga, agar tidak menyepelekan adanya Covid-19," ujar Yuhronur.
Pria yang sempat menjabat sebagai Sekda Lamongan itu menegaskan, kasus Covid-19 di desa itu menjadi perhatian khusus Pemkab Lamongan. Satgas Covid-19 Lamongan, kata dia, terus berupaya menekan penularan dan penyebaran Covid-19 di desa itu.
Baca Juga:Latihan Perdana Memperkuat Team Work, Ini Target Persela Jelang Liga