SuaraJatim.id - Diduga gara-gara iri, seorang tukang Becak di Trenggalek, Jawa Timur, dibacok rekannya sesama tukang becak menggunakan arit. Korban berinisial TKR, warga Dusun Klampisan.
Sementara pelaku berinisial TG, warga Ponorogo, Jawa Timur. Cerita pembacokan ini bermula saat TKR diberi uang 'sedekah' oleh seseorang, sementara TG tidak. Diduga karena iri, TG kemudian membacok TKR.
Seperti dijelaskan Kasat Reskrim Polres Trenggalek AKP Tatar Hermawan. Ia membenarkan kasus pembacokan tersebut. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 10.00 wib di utara alun-alun Trengggalek tepatnya di jalan seputar alun-alun.
"Terduga pelaku telah kita amankan, sedangkan hubungan korban dan pelaku ini merupakan satu profesi tukang becak," ungkap AKP Tatar, dikutip dari suaraindonesia.co.id, jejaring media suara.com, Kamis (1/7/2021).
Baca Juga:Tukang Becak 'Ketagihan' Rogoh Pakaian Jamaah Masjid Surabaya, Ini Tampangnya..
Disampaikannya AKP Tatar terduga pelaku telah diamankan di Polres Trenggalek dan untuk kronologi serta motif pembacokan lebih lanjut masih didalami oleh petugas.
"Nanti lebih lanjut bagaimana perkembangannya akan segera diinformasikan," terangnya.
Sementara itu salah satu rekan korban yakni Budiono yang juga berprofesi sebagai tukang becak di tempat yang sama menuturkan bahwa perkiraannya masalah itu karena perkara uang.
TKR atau korban ini diberi uang oleh seseorang dan terduga pelaku TG tidak. Kemungkinan TG kesal soalnya sebelum kejadian ini juga sudah terjadi pada Budiono.
"Saya juga pernah mengalami diberi uang adik saya, tidak saya bagi ke TG, waktu itu TG juga pernah mengancam membacok pakai arit," kata Budiono.
Baca Juga:Bukan Polisi, Sopir Pajero Aniaya Sopir Kontainer Kabur ke Jatim Usai Aksinya Viral
Ditambahkan Budiono, TG ini setiap harinya memang membawa senjata tajam berupa arit yang ditaruh di becaknya dan kejadian mengancam ini sudah pernah terjadi.
Budiono mengimbuhkan, TKR atau korban ini merupakan warga Dusu Klampisan, sedangkan terduga pelaku merupakan TG warga Ponorogo yang setiap hari tidurnya di pasar sore.
"TG niku tileme teng pasar sore, mergane mboten gadah tempat tinggal teng Trenggalek," tutur Budiono.