Pedih! Mama Muda Meninggal Usai Ditolak 5 RS Mojokerto, RSUD Malah Gerbangnya Diportal

Pedih nian dialami seorang ibu muda warga Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto Jawa Timur. Ia meninggal dunia setelah ditolak lima rumah sakit.

Muhammad Taufiq
Senin, 26 Juli 2021 | 18:51 WIB
Pedih! Mama Muda Meninggal Usai Ditolak 5 RS Mojokerto, RSUD Malah Gerbangnya Diportal
Ibu muda meninggal sempat ditolak 5 RS di Mojokerto [Foto: Suarajatimpost]

SuaraJatim.id - Pedih nian dialami seorang ibu muda warga Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto Jawa Timur. Ia meninggal dunia setelah ditolak lima rumah sakit.

Sebelum meninggal dunia, ibu muda berinisial WS ini sempat dirawat di ruang isolasi Covid-19 Rumah Sakit Sakinah, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.

Namun sebelum itu, Ia yang mengeluhkan sesak napas sempat pontang panting dibawa ke lima rumah sakit diantaranya RSUD Prof dr Soekandar, RS Mawadah Medika, RSI Sakinah, RS Kartini dan RS Dian Husada, Kamis (22/07/2021) siang. Namun ditolak.

Kronologis perjuangan ibu muda ini mendapatkan perawatan dituturkan saudaranya, Edwin Riki. Ia mengatakan, WS sebelumnya sempat mengeluh demam dan sesak napas sehingga dilarikan ke rumah sakit menggunakan mobil pribadi.

Baca Juga:Astaga! Emak-emak Tak Pakai Helm, Motor Selip Jatuh Hantam Aspal, Tewas Seketika

"Dibawa ke rumah sakit untuk cari pengobatan, namun rumah sakit menolak. Lalu terpaksa dibawa pulang lagi," kata Riki, dikutip dari suarajatimpost.com, jejaring media suara.com, Minggu (25/7/2021) siang.

Di rumah, Ia kemudian menghubungi ambulans relawan agar mendapatkan rumah sakit. Oleh relawan WS kemudian diberi bantuan oksigen kecil sehingga kesadarannya pulih lagi.

Edwin lantas mengantarnya ke salah satu rumah sakit yang ada di Kecamatan Ngoro. Namun sesampainya di depan UGD ditolak dengan alasan ruang UGD penuh.

"Di rumah sakit Kartini ditolak karena penuh, RS Mawadah Medika alasan oksigen kosong," tuturnya berkisah.

Tak berpikir panjang, Ia mengarahkan sopir ambulans untuk menuju rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten Mojokerto RSUD Prof dr Soekandar Mojosari. Di sana, alih alih mendapatkan bantuan, pintu depan rumah sakit tersebut malah di portal.

Baca Juga:Jatuh dari Motor dan Kepalanya Menghantam Aspal, Korban Meninggal Seketika

"Sampai di situ pintu gerbang digembok, saya klakson-klakson cuek tidak ada yang mendatangi kami. Akhirnya saya turun masuk ke IGD laporan kalau adik saya saturasinya tinggal 25 sampai 30 persen butuh oksigen tekanan tinggi secepatnya," ujarnya.

Ternyata di dalam sang perawat menyampaikan jika kekurangan tenaga medis di UGD lantaran banyak pasien yang sedang menjalani observasi.

"Kata nakesnya kurang, banyak yang terpapar Covid-19. Sedangkan nakes yang lain masih observasi pasien lain," lanjut Riki.

Sehingga tak ingin adanya hal di inginkan, Ia pun menghubungi salah satu dokter di RS Sakinah Kecamatan Sooko. Walaupun situasi rumah sakit penuh, adiknya itu diminta segera membawanya karena mendengar kondisi adiknya kritis.

"Sampai di sana, langsung diberikan pertolongan oksigen meski harus ditangani di depan pintu masuk IGD karena BED di RS tersebut penuh. Saat masuk IGD Sakinah langsung dites swab antigen, hasilnya positif keluar pada hari Jumat," bebernya.

Dalam menjalani perawatan, kondisi adiknya tersebut seringkali drop dan memiliki riwayat asma, sehingga hasil rontgen paru-parunya putih semua karena Corona.

"Adik saya saturasinya bisa naik cepat sampai 70 dia sadar, tapi satu jam drop lagi naik turun seterusnya seperti itu," terangnya.

Tak lama kemudian, ia bersama sang keluarga mendapatkan kabar dari sang dokter jika WS telah meninggal dunia.

"Akhirnya adik saya pukul 21.00 Wib, mengembuskan napas terakhir dan dimakamkan dengan protokol kesehatan," tuturnya.

Riki pun berharap, agar kejadian seperti yang dialaminya tidak sampai terjadi di kalangan masyarakat Mojokerto pada khususnya.

"Masyarakat juga sangat butuh ambulans dan oksigen. Namun, pinjam ambulans puskesmas sulit," katanya menegaskan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini