SuaraJatim.id - Seorang pria berinisial AD membacok tangan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Labuhanbatu Utara (Labura) Aminurrasyid Aruan.
Pergelangan Amin putus lalu terlempar ke parit. Amin lantas tewas dalam posisi bersujud. Padahal penyebabnya sepele. AD tidak terima dinasihati agar tidak mencuri oleh Amin.
Polisi lalu bergerak cepat menangkap pelaku. AD mengaku emosi saat dinasihati oleh ketua MUI tersebut. Menurut polisi, insiden ini berawal dari nasihat Amin kepada AD agar jangan mencuri.
Namun AD tidak terima dinasihati itu sehingga berbuat sekejih itu. Dijelaskan Kasatreskrim Polres Labuhanbatu AKP Parikhesit, korban dan pelaku bertemu pada Selasa lalu. Nah pertemuan ini dimanfatkan Amin untuk menasihati AD supaya jangan mencuri.
Baca Juga:Ketua MUI Labura Tewas di Selokan, Anwar Abbas Kecam Pembunuhnya: Harus Dihukum Berat!
Diduga AD kerap mencuri tandan sawit milik Amin. Ketua MUI itu berharap, AD berhentilah mencuri. Setelah menyampaikan nasihat itu, Amin pulang dari kebun sawitnya.
Begitu lewat di depan rumah AD, ternyata pelaku sudah menunggu Amin dengan membawa sebilah parang. AD yag sudah emosi langsung menyerang Amin. Ia membacok tubuh Amin, sampai pergelangan tangan putus. Amin lalu meninggal dunia bermandikan darah.
Tubuh Amin sampai terperosok ke parit dan posisi Amin sujud di parit itu. Polisi yang mendapat laporan langsung bergerak dan mencari AD. Belakangan AD ditangkap saat bersembunyi dan mencoba mengelabui petugas.
"Pelaku ditangkap saat bersembunyi di samping rumah warga," kata AKP Parikhesitm, dikutip dari Suara.com, jejaring media SuaraJatim.id, Rabu (28/07/2021).
Sebelumnya, Amin ditemukan tewas di depan rumah warga di Panjang Bidang, Kelurahan Gunting Saga, Kecamatan Kualuh Selatan, Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara, pada Selasa 27 Juli 2021 sekitar pukul 17.30 WIB.
Baca Juga:Bicara dengan Mahfud MD, Ketum MUI Soroti Pembatasan Ibadah di Masa PPKM
Dari foto yang beredar, kondisi korban masuk dalam selokan dengan mengenakan celana warna hitam dan baju coklat. Ketua MUI Sumatera Utara, Maratua Simanjuntak minta polisi mengusut pembacokan tersebut supaya umat Islam di Labura atau di Sumatera Utara tidak menduga-duga di balik pembunuhan ini.
Untuk itu, kasus ini mesti dituntaskan, motif sebenarnya dari AD membacok dan membunuh Amin apa. Maratua mengatakan pula, jangan sampai pelaku dinyatakan gila yang mana mesti ada keterangan resmi dari dokter yang kompeten.
"Jadi umat Islam menunggu, apa keputusan polisi dari hasil penyelidikanya terkait kasus pembunuhan ini. Apa dan kenapa dia melakukan pembacokan itu. Begitupun kita apresiasi kinerja polisi yang menangkap pelaku dengan cepat. Maka perlu penyelidikan kenapa dia membacok itu," kata Maratua dikutip dari laman MUI.
Maratua sedih banget dengan wafatnya Amin. Dia mengenal sosok Amin sebagai ketua yang santun, selalu meminta saran dan ide kegiatan keumatan.