SuaraJatim.id - Pengunjung mal di Kota Surabaya sudah mulai ramai membawa anak-anak mereka. Kondisi ini misalnya, nampak di Mal Grand City Surabaya.
Anak-anak yang berkunjung ke mal tersebut bahkan disebut naik hingga 40 persen dibanding saat penerapan Pemberlakuan Pembatasan Aktivitas Masyarakat (PPKM) lalu.
Hal ini disampaikan General Manager Commmunication Grand City Yufit Shafa. Menurut dia, selama PPKM lalu, rata-rata per hari 100 anak-anak berkunjung ke mal.
"Kalau kemarin ada 40 persen dari rata-rata dari jumlah pengunjung anak-anak sebelum PPKM," kata Yufit, seperti dikutip dari timesindonesia.co.id, jejaring media suara.com, Rabu (22/9/2021).
Baca Juga:Pengusaha Surabaya Ini Borong Tempe Lalu Dibagikan Keliling Kepada Janda-janda
Selain Grand City, mal Plaza Surabaya juga mengalami peningkatan pengunjung anak-anak. Sebanyak 30 persen dari total pengunjung adalah anak-anak.
"Masih 30 persen dari total pengunjung. Masih sedikit dan belum naik signifikan. Soalnya playground belum boleh buka," ujar General Manager Plaza Surabaya, Istar Pakaja.
Kondisi serupa terjadi di Mal Pakuwon Group, seperti Tunjungan Plaza, Royal Plaza dan Pakuwon City Mal. Direktur Marketing Pakuwon Group, Sutandi Purnomosidi mengatakan kini sudah banyak anak-anak ke mal mereka.
"Namun angka pastinya kami belum mencatat. Masih dua hari, tapi sudah terlihat ada penugnjung anak. Biasanya kan belum boleh," katanya menegaskan.
Salah satu pengunjung, Gesslyn Ediansyah (38) mengaku membawa dua anaknya: Ritz (10) dan Rex (7), berjalan-jalan ke mal. Ia merasa senang dengan peraturan baru ini, hal tersebut menurutnya bisa membuat anak-anak tak bosan berada dirumah.
Baca Juga:Hari Ini All-New Honda BR-V Launching di Surabaya, HSC Revisi Target Karena PPKM
Meski begitu, saat ini ia mengurangi durasi waktu datang ke mal bersama anak-anaknya. "Begitu buka langsung ke mal dengan prokes, biasanya lebih dari 4 jam, kalau ke tempat mainan dan beli mainan, Tapi kalau kita makan aja, jalan jalan have fun ya 4 jam aja," ujarnya.
Respons Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Sementara itu, menurut Ketua IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) Jawa Timur dr Sjamsul Arief MARS, sebenarnya tak ada urgensi anak-anak datang ke mal, mengizinkan anak ke mal murni urusan bisnis. Yang mendapat keuntungan pun tempat bermain anak.
Meski demikian, ia tak masalah dengan peraturan baru ini asalkan anak-anak ke mal hanya untuk ikut orang tua berbelanja bukan untuk mencari tempat hiburan. Jika ingin mencari hiburan sebaiknya di tempat yang terbuka.
"Kedua, mal harus menyediakan tim mitigasi, mestinya ada indikatornya, orang masuk jam berapa paling lama setengah jam atau satu jam, kalau lebih dikeluarkan," ungkapnya.
Berikutnya, Ia mengingatkan bahwa pandemi belum usai sehingga orang tua harus menjaga anaknya agar tetap menjalankan protokol kesehetan. Selain itu juga ia khawatir soal jumlah pengunjung di mal, karena tidak menutup kemungkinan akan terjadi gelombang ke 3 Covid-19 jika pengunjung membeludak.
"Jadi ada faktor orang tua dan faktor malnya itu. Itu yang harus diingat supaya walaupun aturannya sudah dibuat tapi harus ada catatannya itu tadi," terang Sjamsul.
Orang nomor satu di IDAI Jatim ini juga menuturkan bahwa seharusnya peraturan anak-anak boleh ke mal ini adalah tiga bulan setelah kasus Covid-19 melandai. "Agustus kan mulai turun, paling tidak November (boleh dibuka untuk anak-anak)," ujarnya menegaskan.