SuaraJatim.id - Pasangan asal Madura, Jawa Timur, Aisyah Fiyanti dan Rifki dikaruniai anak kedua berkat teknologi bayi tabung, program Frozen Embryo Transfer (FET) atau transfer embrio beku.
Seperti diketahui, prosedur bayi tabung atau IVF merupakan salah satu alternatif bagi pasangan yang telah lama mencoba untuk hamil.
Metode Frozen Embryo Transfer (FET) atau transfer embrio beku, merupakan proses membekukan embrio dan mencairkan kembali saat akan ditanamkan ke dalam rahim.
Pasangan Aisyah Fiyanti dan Rifki mengawali proses bayi tabung, pada 2015 dan telah berhasil melahirkan anak laki-laki pertama mereka Achmad Rifansyah (Evan), pada 2016.
Baca Juga:Daftar Makanan untuk Ibu Hamil Muda, Wajib Diingat Semua Calon Ibu Baru
Pasangan tersebut kembali melakukan Frozen Embryo Transfer (FET) pada 2021 dari embrio yang telah disimpan selama enam tahun (sejak tahun 2015).
Sang ibu berhasil hamil dengan sehat hingga lahir anak kedua dari hasil FET yang diberi nama Khadijah Adzkiya pada 11 November 2021.
Dokter Benediktus Arifin,MPH,SpOG(K),FICS yang praktik di Morula IVF Surabaya sekaligus sebagai dokter Obgyn menjelaskan pasutri berasal dari Sumenep, Madura, Jawa Timur itu berhasil hamil dari embrio yang disimpan selama enam tahun.
“Saya dan tim Morula IVF Surabaya sudah menangani mereka sejak 2015, saat bayi tabung mendapatkan enam embrio, kemudian kehamilan anak pertama mendapat anak laki-laki lahir di tahun 2016. Saat itu menikah sudah 6-7 tahun dan belum berhasil hamil. Sekarang berhasil memiliki dua anak dari proses IVF dan FET. Karena berasal dari embrio yang sudah di frozen selama enam tahun, kini baby Adzkiya menjadi case Embryo Freeze terlama di Morula Surabaya dan one of the ‘oldest’ baby girl di Morula Surabaya tahun 2021,” kata dokter yang akrab disapa Benny, mengutip dari Beritajatim.com jejaring media suara.com, Kamis (18/11/2021).
“Bagi saya, momen ini merupakan pengalaman dan berita gembira. Tuhan memberikan lagi kesempatan kepada saya untuk menyaksikan kuasaNya yang luar biasa melalui pasangan ini. Ini juga sekaligus menjawab beragam pertanyaan dan keraguan tentang berapa lama Embro bisa disimpan, dan jawabannya; belum ada batasan waktu tertentu. Case terlama yang pernah ada itu selama 28 tahun, diberi nama Molly, dilakukan melalui embrio donor di Amerika. Namun, donor embrio ini belum diperbolehkan di Indonesia,” lanjut dokter Benny.
Baca Juga:Angka Kematian Ibu dan Bayi di Indonesia Meningkat, Menko PMK Ungkap Penyebabnya
Sebagai dokter dari pasangan Aisyah Fiyanti dan Rifki, dokter Benny turut bersyukur dan terharu karena selama ini telah menyaksikan perjalanan embrio dari kedua kakak dan adik ini yang didampingin tim Morula IVF Surabaya sejak tahun 2015. Kakak (laki-laki) lahir tahun 2016, adiknya (perempuan) lahir menyusul 2021.
Banyak orang khawatir tentang kualitas embrio yang disimpan, namun cerita pasutri tersebut menunjukkan bahwa embrio yang telah disimpan enam tahun masih dalam kondisi dan kualitas yang baik untuk dilakukan FET.
“Semoga cerita ini menginspirasi dan membangkitkan semangat semua pasangan yang sedang merencanakan kehadiran buah hati, apalagi yang masih memiliki frozen embrio yang disimpan di Morula. Jangan putus asa, terus berdoa, berusaha dan tetap bersyukur,” pungkas dokter Benny.