1. Tafsir Ibnu Katsir
Laman bekalislam.firanda.com menulis, dlam kitab tafsirnya, Ibnu Katsir mengartikan ayat ini, bahwa di surga, Allah memberikan beragam minuman kepada penduduknya. Minuman tersebut ada yang dingin, namun ada juga yang hangat. Menurut Ibnu Katsir, minuman yang hangat tersebut adalah campuran dari jahe. Berikut pernyataan Ibnu Katsir selengkapnya.
“Terkadang minuman mereka diberi campuran kafur yang sejuk (dingin), dan terkadang diberi campuran dengan jahe yang hangat, sehingga rasanya beragam. Orang-orang yang bertakwa dari kalangan ahli surga diberi minuman yang adakalanya dicampur dengan kafur, adakalanya pula dicampur dengan jahe.” (Tafsir Ibnu Katsir 8/291-292).
2. Tafsir Kementerian Agama RI
Baca Juga:Surah Al Qalam, Perjuangan Nabi Muhammad Hadapi Celaan saat Awal Dakwah
Laman quranhadits.com menulis, di dalam tafsir Kementerian Agama RI disebutkan bahwa di dalam Al Quran ada beberapa jenis minuman yang disuguhkan. Diantara minuman tersebut ada satu yang diberi campuran jahe.
Namun tafsir ini menyebutkan bahwa rasa minuman jahe yang disuguhkan di surga rasanya berbeda dengan minuman jahe yang kita kenal di dunia. Sebab, air yang digunakan di dalam surga berasal dari mata air surga yang disebut Salsabil.
Tafsir ini juga mengutip pernyataan Ibnu Abbas yang menyatakan di dalam surga disajikan beragam makanan dan minuman hingga buah-buahan, Namun tak satupun rasanya yang bisa manandingi makanan dan minuman yang ada di dunia.
3. Tafsir Jami’ul Bayan
Dalam laman tafsiralquran.id disebutkan bahwa dalam Tafsir Jami’ul Bayan, At-Thabari menyatakan ayat ini tidak secara harafiah membicarakan mengenai minuman di surga. Dalam menafsirkan Surah Al Insan ayat 17, At-Thabari melihat dari sudut pandang asal muasal atau asbabun nuzul turunnya ayat ini.
Baca Juga:Surah Al Insyiqaq, Manusia akan Bersusah Payah Menemui Tuhannya Saat Hari Kiamat
Menurut dia, turunnya ayat ini berkenaan dengan kaum muslim yang memperlakukan para tawanan musyrikin dengan buruk. Karena itulah turun ayat ini dan lalu Nabi Muhammad memerintahkan agar kaum muslimin memperlakukan para tahanan dengan baik.
At-Thabari melihat ayat ini tidak berdiri sendiri dan terkait dengan ayat-ayat sebelumnya yang berisi tentang balasan untuk orang-orang kufur.
Jadi, menurut AT-Thabari, ayat ini merupakan sebuah isyarat mengenai kebaikan dan orang-orang saleh yang akan diselematkan dari siksa api neraka di akhirat nanti.
Jika selalu mengerjakan kebaikan, pada waktunya di akhirat nanti, mereka akan diberikan kebahagiaan dan cahaya illahi.
Demikian tadi ulasan mengenai Surah Al Insan ayat 17 yang menyebut jahe di dalamnya. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita semua.
Kontributor : Rio Rizalino