Uap air yang bertemu dan bercampur dengan karbondioksida, karbonmonoksida serta hidrogen sulfur dan sulfur oksida menyebabkan air tercemar.
Keempat hal di atas bertemu dan menghasilkan asam yang bersifat lemah dan kuat. Kandungan yang tercampur tersebut terbawa oleh angin dan makin ke atas. Ketika sudah di atas, gas yang bercampur dengan uap air akan mengalami penyerapan di awan dan jatuhlah menjadi titik-titik air.
Titik-titik air itulah yang disebut dengan hujan asam.
Terdapat fakta terkait dengan hujan asam. Hujan asam akan meningkat intensitasnya apabila terjadi saat revolusi industri.
Baca Juga:DMI: 65 Persen Umat Islam Indonesia Tidak Bisa Baca Alquran
Jenis industri yang paling banyak menyebabkan hujan asam adalah industri yang menyebabkan polusi udara karena pembuangan sisa pembakaran.
Hujan asam biasa terjadi bukan pada daerah yang menjadi sumber polutan, tetapi dapat terjadi juga di daerah lain karena uap dan gas akan terbawa angin ke daerah lain yang jauh dari tempat tersebut.
Hujan asam menyebabkan situasi yang sangat buruk seperti manusia yang dapat terserang penyakit karenanya, tumbuhan tidak dapat tumbuh dengan baik sehingga tidak bernutrisi, hewan akan mati apabila intensitas hujan asam yang tinggi.
Hujan asam membuat rusak lingkungan hidup. Akibat lebih buruknya, semua makhluk hidup yang ada di bumi akan semakin lama semakin memburuk dan mati.
Bentuk pencegahan terjadinya hujan asam adalah menggunakan bahan bakar dengan kadar belerang yang rendah, menerapkan prinsip pemakaian ulang, daur ulang dan menggunakan benda-benda atau bahan ramah lingkungan.
Baca Juga:Cuaca Hari Ini Hujan Lebat Berangin Bakal Landa Sejumlah Provinsi, Termasuk Jatim
Tindakan tersebut sebagai bentuk penyelamatan bumi dari kerusakan lingkungan.