SuaraJatim.id - Warga Perumnas Jatiroto, Lumajang, Jawa Timur digegerkan dengan aksi carok yang melibatkan dua pejabat pemerintah Desa Sukosari Kecamatan Jatiroto. Keduanya adalah Kepala Desa Sukosari, Iskak Aminudin alias Iyek dan Kepala Dusun Desa Jatiroto, Wawan.
Dilansir dari beberapa sumber, peristiwa berdarah itu terjadi sesaat setelah adanya perdebatan di antara keduanya di Perumnas Jatiroto, Kamis (27/1/2022) malam.
Situasi pasca kejadian terekam kamera video oleh salah satu warga. Video tersebut kemudian diunggah oleh akun instagram @lumajangsatu.
Dalam video terlihat sejumlah warga berkerumun di depan bangunan yang cukup besar. Diketahui, bangunan tersebut merupakan rumah sakit tempat di mana keduanya dirawat usai terlibat carok.
Baca Juga:Mengenal Pak Sakera, di Balik Stigma Carok Kekerasan Orang Madura
Akibat kejadian itu, keduanya diinformasikan menjalani perawatan di Rumah Sakit (RS) Jatiroto dan akan dirujuk ke RS Jember. Karena, luka yang dijalani cukup serius.
Kondisi Wawan saat ini mengalami luka yang cukup parah di bagian perut, sedangkan Kades mengalami luka di bahu, lengan, dan paha.
Unggahan video tersebut kemudian mengundang beragam komentar dari warganet.
"Bukan contoh yang baik," ujar @cemenk***
"Kalah jadi abu menang jadi arang," kata @bhr***
Baca Juga:Carok Maut Gegara Klakson, Tokoh Madura Tewas, Lawannya Ditangkap
"Mau sampai kapan budaya seperti ini. Memang ujung-ujungnya pasti tentang "harga diri". Tapi ya masak harus bertumpah darah," ujar @farih***
"Gitu kok ya kepilih jadi perangkat desa. Pemimpin model apa kayak gitu," timpal @mila***
"Yang dicari itu lo apa kok sampai kayak begitu," ucap @anisa***
"Lumrah namanya carok kalau gak usus terburai bisa jadi leher nyaris putus atau tangan atau jari putus siapa suruh carok ? Bukankah masalah bisa diselesaikan secara terhormat arif dan bijaksana ? Jaman modern masih saja menggunakan cara-cara lama dan melanggar hukum," ujar @bales***
"Malam jumat kok carok pak, mbok ngaji atau ngapain gitu," kata @dewi***
"Menang jadi arang kalah jadi abu. Damai tretan q disana, kalimantan monitor min," pungkas @nabila***
"Alasan utama gak mau tinggal tetap di lumajang setelah menikah, bagus di sana cuma buat liburan tapi kalau untuk perkembangan anak masih ketir"," ujar @peny***.
Kontributor : Fisca Tanjung