SuaraJatim.id - Salah satu rukun iman dalam Islam adalah percaya datangnya hari akhir atau hari kiamat. Nah, bicara hari kiamat, dalam agama samawi ini dijelaskan dalam banyak riwayat hadits memang memiliki beberapa tanda.
Salah satu tanda datangnya hari akhir ini adalah kemunculan Imam Mahdi. Siapa Imam Mahdi? Ia adalah seorang pemuda rupawan dan masih nasab dengan Nabi Muhammad SAW yang diperintahkan ke dunia untuk membasmi kezaliman.
Memang tidak dijelaskan pasti tanggal kemunculan Imam Mahdi ini. Hadits hanya menceritakan sejumlah tanda saja, misalnya Imam Mahdi ini masih keturunan Nabi, lahir dengan nama yang sama, lahir dari ayah yang sama dan sebagainya.
Bicara Imam Mahdi ini bagi para penganjur keimanan, khususnya ulama memang selalu menarik karena syiar agama memang selain menyampaikan kabar kebaikan juga fungsinya memberi peringatan.
Baca Juga:Waduh! Pendakwah Ini Sebut Imam Mahdi akan Muncul dari Indonesia
Meskipun begitu, menyangkut cerita tentang Imam Mahdi ini, ada juga pendapat tokoh agama, guru yang kadang dinilai sangat kontroversial. Salah satunya pandangan pendakwah Arrazy Hasyim.
Dalam sebuah unggahan video pendek, Ia berpendapat mungkin saja Imam Mahdi akan muncul dari nusantara: Indonesia.
Menyadur dari Terkini.id jaringan Suara.com, Ia menyampaikan pendapatnya bahwa ada beberapa indikator yang memungkinkan pernyataannya tersebut benar.
Bahkan dirinya meyakinkan jama’ah bahwa yang disampaikannya adalah indikator besar, sehingga pernyataan yang Ia sampaikan soal imam Mahdi muncul dari Nusantara adalah suatu hal yang memiliki kemungkinan yang besar.
"Habib atau habaib paling banyak sekarang di mana? di Yaman?," ujar Arrazy dalam video yang diunggah channel YouTube Pembela Sunnah, dengan judul ‘Benarkah Imam Mahdi Muncul Berasal dari Indonesia’.
Baca Juga:Viral Pengakuan Pendakwah Cap Gus Dur Kafir, Tarik Ucapan Setelah Belajar Ini
"Yaman negaranya kecil, cuma di daerah Tarim, itu memang banyak ya Hadramaut, tempat Al-habib Umar bin Hafidz," ujar Arrazy melanjutkan.
"Makah? juga engga (bukan), kalau kita lihat bapa ibu sekalian, mulai dari ujung Aceh, medan ya, kemudian Riau, Jambi," ujar Arrazy melanjutkan.
"Sampai ke lombok sana, sampai ke Ambon pak, itu bertebaran keturunan Rasulullah SAW, dan jumlahnya itu mengejutkan sekali, lebih banyak dari jumlah yang ada di tanah Arab," ujar Arrazy melanjutkan.
Kemudian, Arrazy menjelaskan pendapatnya bahwa hal tersebut adalah indikator besar yang menunjukan sebuah kemungkinan besar bahwa Imam Mahdi akan muncul dari negeri ini di nusantara.
"Ini indikator besar ini pak! indikator besar ini!," ujar Arrazy menjelaskan.
2019 Sempat heboh 'Imam Mahdi' dari Depok
Sosok Imam Mahdi sebagai juru selamat memang populer di kalangan masyarakat Indonesia. Bahkan ada yang sampai terinpirasi mengaku-ngaku sebagai Imam Mahdi.
Pada 2019 silam misalnya. Publik sempat digaduhkan kemunculan 'Imam Mahdi' dari Depok Jawa Barat. Ia merupakan Pimpinan Padepokan Trisula bernama Weda Winardi.
Winardi ini mengaku sebagai Imam Mahdi. Berawal dari sebuah mimpi atas perintah Allah SWT, dia mengklaim nama julukan Imam Mahdi itu diberikan oleh Allah SWT setelah menjalankan perintahnya melalui mimpi.
Dalam mimpi, Winardi melalui perjalanan rohnya dari Padepokan Trisula Weda di Kampung Perigi Kelurahan Belahan Kecamatan Sawangan Kota Depok berjalan ke kampung halamanya di wilayah Cepu Kabupaten Blora Jawa Tengah. Di sanalah Winardi bertemu dengan almarhum kakek, nenek, ibu, bapak, dan leluhurnya.
"Setelah itu saya diperjalankan ke Tanah Suci, Arab Saudi. Saya menjalankan di waktu malam hari mendapatkan perintah dan kehendak Allah, ini bukan kemauan saya," ujarnya.
"Pemberian nama Imam Mahdi diberikan oleh Allah SWT. Jadi bukan saya memberikan nama itu (Imam Mahdi)," kata Winardi menambahkan.
Sesampainya di Tanah Suci, sambung Winardi, menceritakan bahwa dirinya diarahkan oleh para leluhurnya untuk memadu menjalankan ibadah tawaf di Masjidil Haram. Lalu menjalankan ibadah jumroh aqobah dengan mengambil 7 batu krikil.
"Selanjutnya saya diperjalankan ke makam Nabi Muhammad SAW di Madinah," ucap dia menyesalkan.
Atas kejadian ini, tentunya setelah mendapatkan nasehat dan masukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Depok bahwa julukan yang diberikan Imam Mahdi adalah keliru. Dirinya pun mengaku menyesal dan meminta ampunan (tobat) kepada Allah SWT.
"Bahwa kegiatan saya lakukan salah dan keliru, saya tobat. Saya menyesal. Pengikut saya sekitar 70-an," katanya menegaskan.