SuaraJatim.id - Sampai sekarang Nur Kholis masih belum bisa tidur mengingat peristiwa yang menimpanya kemarin, Senin (07/03/2022). Ia merupakan korban selamat kasus pembacokan Kabupaten Kediri.
Kholis meringis menunjukkan luka-luka pada tangannya saat menceritakan peristiwa nahas tersebut. Warga Dusun Bangun Mulyo Desa Pojok Kecamatan Wates Kabupaten Kediri, itu sempat dikejar dan diburu pelaku Riyanto (35).
Ia lantas menceritakan kronologis kasus pembacokan 10 orang yang menewaskan 4 orang tersebut. Siang itu, sekitar pukul 12.30 WIB, Kholis berada di rumah bersama istrinya Siti Khotimah.
Saat mereka berdua di teras belakang rumah melihat pelaku berada di pos kamling seberang jalan sambil membawa sabit atau arit. Kholis sempat mendekat dan bertanya tujuan keberadaan Riyanto di sana.
Baca Juga:Polisi Periksa Kejiwaan Pelaku Pembacokan 10 Orang di Wates Kediri
"Dia saya tanya mau apa, katanya mau cari anak tapi anak siapa tidak jelas. Katanya mau diajak cari rumput. Tapi semakin mendekat ke saya, terus saya kabur dikejar," kata Nur Kholis seperti dikutip dari beritajatim.com jejaring media suara.com, Selasa (08/03/2022).
Tak berselang lama, Riyanto mendatangi rumah Nur Kholis. Pelaku tampak tak seperti biasanya. Tatapan matanya kosong. Mukanya menghitam dan sulit dikenali.
Bahkan, istri Nur Kholis yang notabene kerabat pelaku sempat tidak mengenali. Tangan pelaku menggenggam sabit yang mengkilat berukuran besar.
"Wajahnya (Pelaku) hitam sekali, sampai istri saya tidak mengenali. Tatapannya kosong," katanya menambahkan.
Merasa diincar oleh oleh pelaku, Nur Kholis lari menyelamatkan diri ke arah kandang belakang rumahnya. Dia kemudian masuk ke rumah Abdul Aziz, mertuanya.
Baca Juga:Motif Pembacokan Membabibuta 10 Orang di Kediri Diduga Karena Pelaku Stres Dipecat Kerja
Berhasil mengunci pintu, namun Riyanto terus mendobrak hingga akhirnya pintu jebol. Merasa terancam, Nur Kholis kabur melalui pintu depan.
"Pintu itu didobrak sama Riyanto, dia masuk rumah. Nah saat itu mertua saya pak Aziz keluar, karena mungkin ramai, beliau nanya ada apa, terus ketemu Riyanto langsung dibacok," katanya.
Abdul Azis tewas di tangan pelaku. Bahkan, adik Nur Kholis juga turut menjadi korban aksi brutal Riyanto.
Nur Kholis tak sempat menyelamatkan adik dan mertuanya. Dia kembali kabur ke arah timur. Dia kemudian kembali bertemu Riyanto di sebuah sumur warga.
Tanpa bicara, pelaku menyerang Nur Kholis. Beruntung, Nur Kholis berhasil menangkis dengan timba sumur. Sampai akhirnya datang kedua orang tua pelaku, Siswo dan Tuminah.
"Saat itu orang tua Riyanto bilang, sadar Nak. Istighfar," kata Kholis menirukan kalimat orang tua Riyanto.
Orang tua Riyanto, Siswo dan Tuminah gagal menenangkan anaknya. Keduanya justru terkena bacokan pelaku. Bahkan, adik kandung pelaku, Riyanti turut dibacok berkali-kali hingga kritis. Nur Kholis yang tetap dikejar pelaku, terus berlari ke rumah Kasiani.
Pelaku kemudian menyerang Kasiani, yang juga pamannya. Mujayanah, istri Kasiani yang berusaha melindungi suaminya justru meregang nyawa.
Dia dibacok oleh pelaku pada leher bagian belakang. Meskipun begitu, pelaku yang seolah kerasukan semakin kalap. Dia terus mengejar Nur Kholis yang berlari ke arah timur.
"Setelah bertemu pak Kasianto saya sudah tidak ingat apa-apa. Saya jatuh tidak tahu di rumah siapa, di dapur warga. Sepertinya sudah tidak sadarkan diri," katanya menambahkan.
Nur Kholis mengalami luka-luka di tangannya. Dia tak tahu persis kenapa luka itu. Dia hanya terus menyelematkan diri. Saat ini dia masih mengalami trauma berat.
Di belakang rumah mertuannya, dia masih terngiang peristiwa berdarah Senin siang itu. "Sampai tadi malam saya masih tidak bisa tidur," keluhnya.
Nur Kholis memastikan tak ada masalah pribadi dengan pelaku. Pelaku sendiri terkenal tertutup, dan jarang bersosialiasi.
Sejak menikah, pelaku bahkan pindah ke rumah istrinya di Purworejo.
Dia hanya sesekali datang ke rumah orang tuanya itu. "Saya pastikan tidak ada masalah dengan pelaku," kata Nur Kholis.
Diberitakan sebelumnya, peristiwa berdarah terjadi di Dusun Bangun Mulyo, Desa Pojok, Kecamatan Wates Kabupaten Kediri, pada Selasa kemarin.
Riyanto (35) pemuda desa setempat mengamuk dan membacok 10 orang warga. Tiga diantaranya tewas, tujuh orang lain luka-luka.